Provinsi Lampung sebagai provinsi terdepan dan pintu gerbang arus mobilisasi ke Pulau
Sumatera memiliki peran yang penting dalan kelancaran distribusi barang maupun jasa.
Kebutuhan jalan berkaitan erat dengan pertumbuhan pembangunan di berbagai kehidupan
masyarakat karena jalan merupakan bagian yang terpenting sebagai sarana pendukung
pergerakan lalu lintas khususnya bagi para pengguna jalan. Direktorat Jenderal Bina Marga
menggunakan aplikasi Indonesian Road Management System (IRMS V.3) untuk
memprediksi kebutuhan pemeliharaan dan penanganan yang akan dilaksanakan di
lapangan. Dengan melakukan evaluasi dan pemeliharaan jalan secara rutin dan berkala
maka diharapkan masa layan dan fungsi dan prasarana jalan yang ada akan bertahan sesuai
dengan umur rencana yang telah didesain. Melihat pentingnya hal tersebut diatas maka
evaluasi dan pemeliharaan jalan merupakan hal yang cukup penting untuk dibahas dan
diteliti dalam suatu proses penanganan penyelenggara jalan.
Pada Penelitian ini, dilakukan analisis kondisi jalan dan penanganannya menggunakan
metode ASTM D6433-07 – Asphalt Institute MS-17 dan aplikasi IRMS V.3. Untuk
mengetahui program penanganan pada ASTM D6433 maka perlu dilakukan konversi nilai
menjadi Surfaced Condition Index (SCI), Remaining Structural Life pada ASTM D6433
yang menggunakan hasil dari prediksi RSL berdasarkan nilai SCI. Analisis ini juga
dilakukan dengan dua skenario anggaran yaitu Unconstrained dan Do Nothing.
Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan rentang waktu 10 tahun, diperoleh hasil bahwa
program penanganan pada IRMS lebih spesifik karena memiliki Decision Tree yang
mempertimbangkan kondisi kerataan jalan, umur layan dan kondisi permukaan jalan.
Dimana pada ASTM hanya mengacu pada kondisi permukaan jalan saja dan program
penanganan berdasarkan dari nilai kondisi jalan tersebut. Kebutuhan penanganan pada
ASTM yaitu saat nilai PCI sudah memasuki batasan penanganan pada Asphalt Institute
MS-17. Dimana kebutuhan total anggaran hanya overlay dan pemeliharaan dengan total
biaya pada ASTM D6433 lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan penanganan pada
IRMS yang lebih besar karena memiliki program penanganan rekonstruksi, rehab mayor,
rehab minor, rutin kondisi dan rutin. Penanganan skenario Unconstrained pada IRMS lebih
agresif pada tahun pertama dibandingkan pada metode ASTM yang agresif saat nilai
kondisi jalan sudah masuk batasan dalam penanganan tertentu.