digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Provinsi Lampung sebagai provinsi terdepan dan pintu gerbang arus mobilisasi ke Pulau Sumatera memiliki peran yang penting dalan kelancaran distribusi barang maupun jasa. Kebutuhan jalan berkaitan erat dengan pertumbuhan pembangunan di berbagai kehidupan masyarakat karena jalan merupakan bagian yang terpenting sebagai sarana pendukung pergerakan lalu lintas khususnya bagi para pengguna jalan. Direktorat Jenderal Bina Marga menggunakan aplikasi Indonesian Road Management System (IRMS V.3) untuk memprediksi kebutuhan pemeliharaan dan penanganan yang akan dilaksanakan di lapangan. Dengan melakukan evaluasi dan pemeliharaan jalan secara rutin dan berkala maka diharapkan masa layan dan fungsi dan prasarana jalan yang ada akan bertahan sesuai dengan umur rencana yang telah didesain. Melihat pentingnya hal tersebut diatas maka evaluasi dan pemeliharaan jalan merupakan hal yang cukup penting untuk dibahas dan diteliti dalam suatu proses penanganan penyelenggara jalan. Pada Penelitian ini, dilakukan analisis kondisi jalan dan penanganannya menggunakan metode ASTM D6433-07 – Asphalt Institute MS-17 dan aplikasi IRMS V.3. Untuk mengetahui program penanganan pada ASTM D6433 maka perlu dilakukan konversi nilai menjadi Surfaced Condition Index (SCI), Remaining Structural Life pada ASTM D6433 yang menggunakan hasil dari prediksi RSL berdasarkan nilai SCI. Analisis ini juga dilakukan dengan dua skenario anggaran yaitu Unconstrained dan Do Nothing. Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan rentang waktu 10 tahun, diperoleh hasil bahwa program penanganan pada IRMS lebih spesifik karena memiliki Decision Tree yang mempertimbangkan kondisi kerataan jalan, umur layan dan kondisi permukaan jalan. Dimana pada ASTM hanya mengacu pada kondisi permukaan jalan saja dan program penanganan berdasarkan dari nilai kondisi jalan tersebut. Kebutuhan penanganan pada ASTM yaitu saat nilai PCI sudah memasuki batasan penanganan pada Asphalt Institute MS-17. Dimana kebutuhan total anggaran hanya overlay dan pemeliharaan dengan total biaya pada ASTM D6433 lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan penanganan pada IRMS yang lebih besar karena memiliki program penanganan rekonstruksi, rehab mayor, rehab minor, rutin kondisi dan rutin. Penanganan skenario Unconstrained pada IRMS lebih agresif pada tahun pertama dibandingkan pada metode ASTM yang agresif saat nilai kondisi jalan sudah masuk batasan dalam penanganan tertentu.