digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Akhbar Mustofa
PUBLIC Irwan Sofiyan

Pemeliharaan Jalan merupakan bagian dari siklus hidup jalan dalam rangka memastikan kualitas dan keberlanjutan infrastruktur jalan yang ada. Direktorat Jenderal Bina Marga (DJBM) menerapkan manajemen aset jalan yang dimulai dari manajemen data hingga kebutuhan pemeliharaan jalan, salah satunya adalah program Indonesian Road Management System (IRMS) V.3 yang digunakan untuk mendapatkan strategi pemeliharaan jalan yang optimal dengan target indikator kinerja kemantapan jalan dengan anggaran yang tersedia dalam jangka menengah (5 tahun) dan tahunan. Namun, terdapat tantangan dalam mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, akibat realiasi anggaran dibawah dari rencana anggaran, sehingga menjadi backlog untuk anggaran preservasi jalan. Untuk mengatasi keterbatasan anggaran tersebut DJBM dalam Pedoman Perencanaan dan Pemeliharaan tahun 2021 memberikan pilihan strategi penanganan sementara (Back-Fall Strategy) sebagai alternatif apabila terdapat keterbatasan anggaran. Pada penelitian ini, dilakukan analisis program pemeliharaan jalan dengan IRMS V.3 untuk membandingkan efektivitas dari pilihan strategi penanganan sementara tersebut, berdasarkan indikator nilai IRI pada ruas yang mewakili karakteristik lalu lintas rendah, sedang, dan tinggi pada tipe perkerasan lentur. Dari hasil analisis komparatif berdasarkan indikator nilai IRI dan total cost serta analisis efektivitas berdasarkan rasio perubahan IRI selama periode analisis 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif holding dapat lebih efektif dalam menahan peningkatan nilai IRI pada lalu lintas rendah dan sedang, sedangkan pada alternatif bertahap lebih efektif pada lalu lintas tinggi dengan anggaran terbatas, dimana IRI rata – rata pada akhir periode analisis dapat dipertahankan dalam kategori sedang. Faktor yang paling berpengaruh terhadap program pemeliharaan jalan dari penelitian yang dilakukan adalah nilai Structural Number of Pavement (SNP) dan lalu lintas. Dimana SNP yang lebih rendah mengakibatkan deteriorasi IRI menjadi semakin cepat, sedangkan besarnya lalu lintas berdampak pada biaya penanganan yang lebih besar.