Jalan merupakan salah satu penunjang yang sangat penting dalam perkembangan
suatu wilayah. Agar jalan dapat berfungsi dengan baik, perlu dilakukan pengelolaan
jalan dengan baik dan benar sebagai bagian dari manajemen aset jalan. Dalam
beberapa tahun terakhir, banjir telah menyebabkan gangguan pada sistem
pengelolalan jalan dengan meningkatkan biaya rehabilitasi secara signifikan.
Intensitas dan frekuensi banjir yang terjadi tidaklah pasti, misalnya Bengkulu yang
dilanda banjir pada tahun 2019 juga kembali dilanda bencana banjir besar setelah
adanya hujan intensitas tinggi pada tahun 2021 dan 2022.
Pemodelan kinerja perkerasan merupakan elemen penting dari sistem manajemen
perkerasan. Hampir 95% dari tingkat layanan perkerasan jalan berhubungan dengan
kekasaran permukaan, dengan kata lain kekasaran permukaan merupakan variabel
utama yang sangat mempengaruhi kemampuan layan perkerasan jalan. Pada
penelitian ini dilakukan analisis pengaruh banjir, lalu lintas dan riwayat penanganan
terhadap deteriorasi kondisi perkerasan jalan dimasa akan datang. Analisis
dilakukan pada semua ruas jalan nasional yang ada di provinsi Bengkulu. Ruas jalan
dikategorikan segmen terdampak banjir dan segmen tidak terdampak banjir sesuai
dengan kategori lalu lintas dan riwayat pemeliharaannya. Parameter kondisi
perkerasan yang digunakan pada penelitian ini adalah nilai IRI (International
Roughness Index) dan nilai PCI (Pavement Condition Index). Analisis perubahan
kondisi perkerasan di masa akan datang menggunakan model Markov Chain.
Nantinya dilakukan perbandingan antara penentuan kondisi perkerasan
menggunakan bilangan acak dari LCG (Linear Congruential Generator) dan
dengan probabilitas tertinggi. Selain itu hasil kondisi perkerasan di masa datang
dengan Markov Chain akan dibandingkan dengan hasil kondisi perkerasan menurut
IRMS V.3. Untuk penentuan penanganan yang akan dilakukan mengacu pada
decision tree perkerasan lentur IRMS V.3.
Berdasarkan analisis yang dilakukan secara statistik didapatkan kesimpulan jika
dilakukan penanganan, segmen banjir dan segmen tak terdampak banjir tidak
memiliki perbedaan nilai kondisi perkerasan. Sedangkan jika tidak dilakukan
penanganan, segmen banjir dan segmen tidak terdampak banjir memiliki perbedaan
kondisi perkerasan. Berdasarkan matriks probabilitas transisi (MPT) yang
dihasilkan, kondisi kategori lalu lintas mempengaruhi tingkat penurunan maupun
kenaikan kondisi perkerasan dimana lalu lintas tinggi memiliki tingkat penurunan
kondisi perkerasan lebih tinggi daripada lalu lintas sedang maupun lalu lintas
rendah. Kondisi antara segmen banjir dan tidak banjir juga berbeda dalam
perubahan kondisi perkerasan dimana segmen banjir tingkat penurunan kondisi
perkerasan lebih cepat dari segmen tidak banjir.
Pada analisis perubahan kondisi perkerasan di masa akan datang, perbandingan
jumlah keputusan penanganan yang diberikan pada Markov Chain dengan
menggunakan bilangan acak dan Markov Chain dengan probabilitas tinggi sedikit
memiliki perbedaan. Begitupun jika Markov Chain probabilitas tertinggi
dibandingkan dengan IRMS V.3 juga menunjukan hasil yang berbeda, dimana
penurunan kondisi perkerasan baik IRI maupun PCI lebih cepat sehingga lebih
sering dilakukan penanganan daripada menggunakan IRMS V.3 yang penurunan
kondisi jalan cendrung lebih lambat.