Panjang jalan nasional di Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor: 1688/KPTS/M/2022 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional adalah 47.603,39 Km. Seluruh panjang jalan tersebut perlu dilakukan pemeliharaan yang baik, dan disamping panjang jalan tersebut terdapat tugas untuk melakukan Pembangunan jalan baru, Pembangunan jalan tol, dan Pembangunan jembatan. Dengan dana yang sangat terbatas perlu memenuhi seluruh kebutuhan tersebut. Perlu adanya efisiensi dalam hal pemeliharaan dan pembangunan jalan, salah satunya dengan menerapkan teknologi yang dapat meningkatkan mutu perkerasan. Teknologi yang dapat diterapkan adalah teknologi geocell yang memiliki fungsi memperkuat dan memperkaku suatu struktur perkerasan. Hal tersebut dapat terjadi karena efek pengurungan yang dapat dilakukan oleh geocell kepada material berbutir. Penggunaan geocell dipercaya meningkatkan nilai modulus lapisan sehingga dapat mengurangi kebutuhan tebal perkerasan dan mengurangi biaya total material struktur perkerasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mengevaluasi dan membandingkan kinerja perkuatan geocell pada lapisan fondasi bawah dan lapis fondasi dengan perkuatan geocell dan tanpa perkuatan geocell.
Penelitian ini melakukan pengujian laboratorium skala besar dengan membuat sample benda uji dengan ukuran 1,25 m x 1,2 m x 0,2 m dengan variasi sampel material agregat kelas A, material agregat kelas B, material agregat kelas A dengan perkuatan geocell dan material agregat kelas B dengan perkuatan geocell. Pengujian karakteristik agregat kelas A dan kelas B dilakukan untuk memastikan agregat sesuai dengan Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2. Hasilnya agregat kelas A dan B yang digunakan memenuhi persyaratan pada Spesifikasi Umum 2018 Revisi 2. Pemadatan tanah dasar dilakukan menggunakan baby roller dengan kapasitas 2 Ton dan diuji daya dukungnya hingga memperoleh nilai CBR 6% menggunakan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Variasi sampel benda uji dihampar diatas
tanah dasar yang telah memenuhi nilai CBR 6% kemudian dipadatkan menggunakan tandem vibratory roller dengan kapasitas 3,9 Ton. Pengujian lendutan dan modulus pada lapisan perkerasan dilakukan menggunakan alat Lightweight Deflectometer (LWD). Hasil pengujian LWD adalah diperoleh Modulus Improvement Factor (MIF) atau factor peningkatan modulus dari material agregat kelas A dengan perkuatan geocell terhadap material agregat kelas A tanpa perkuatan geocell sebesar 1,71 dan material agregat kelas B dengan perkuatan geocell terhadap material agregat kelas B tanpa perkuatan geocell sebesar 1,72.
Perbandingan kinerja perkerasan lentur dilakukan dengan menganalisis desain perkerasan lentur menggunakan Metode AASHTO 1993. Variasi Model perkerasan yang dianalisis adalah Subbase Plain-Base Plain, Subbase Plain-Base Geocell, Subbase Geocell-Base Plain dan Subbase Geocell-Base Geocell. Hasil analisis desain perkerasan diperoleh bahwa perkuatan Geocell dapat mereduksi total tebal perkerasan hingga 17,105% tetapi secara umum pengurangan tebal lapisan terjadi pada lapisan subbase dan reduksi tebal perkerasan subbase hingga 44,44% pada model perkerasan Subbase Geocell – Base Geocell. Disamping itu dengan desain perkerasan yang sama repetisi beban dapat meningkat sebesar 71,50% untuk model perkerasan Subbase Plain – Base Geocell, 164,91% untuk model perkerasan Subbase Geocell – Base Plain dan 335,20 % untuk model perkerasan Subbase Geocell – Base Geocell. Dengan reduksi tebal perkerasan yang terjadi akan mengurangi beban perkerasan terhadap tanah dasar. Dilakukan analisis penurunan tanah dasar apabila tanah dasar memiliki nilai CBR 2%, 4% dan 6%. Hasilnya penurunan dapat terreduksi hingga lebih besar dari 10%. Dilakukan analisis total biaya kebutuhan material/m2 hasilnya dengan menggunakan geocell. Secara umum biaya material menggunakan perkuatan geocell lebih besar karena ada tambahan harga material geocell, namun total biaya material/m2/repetisi beban dengan menggunakan perkuatan geocell lebih rendah dibandingkan dengan tanpa perkuatan geocell. Model perkerasan yang paling ekonomis saat menggunakan geocell sebagai perkuatan adalah Model Perkerasan Subbase Plain – Base Geocell.