Abstrak - Steven Ramot Sebastian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Steven Ramot Sebastian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Steven Ramot Sebastian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Steven Ramot Sebastian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Steven Ramot Sebastian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Steven Ramot Sebastian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Steven Ramot Sebastian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Steven Ramot Sebastian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Steven Ramot Sebastian
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Jalan nasional memiliki peran yang sangat penting terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia, maka perlu dilakukan rehabilitasi untuk memastikan bahwa struktur perkerasan jalan tetap baik, salah satu metode rehabilitasi yang dapat dilakukan adalah penambahan tebal lapis tambah (overlay). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan perancangan tebal lapis tambah menggunakan metode Bina Marga 2024 dengan AASHTO 1993 pada studi kasus Jalan Nasional AH Nasution Bandung.
Perhitungan CESA (Cumulative Equivalent Single Axle) rencana untuk perancangan menggunakan metode Bina Marga 2024 adalah nilai CESA4 sebesar 6.360.450 untuk arah N dan 7.104.573 untuk arah O, dan juga nilai CESA5 sebesar 6.991.888 untuk arah N dan 7.926.103 untuk arah O. Perhitungan nilai W18 rencana untuk perancangan menggunakan metode AASHTO 1993 adalah sebesar 6.863.074 untuk arah N dan 7.407.636 untuk arah O. Tebal lapis tambah rencana per segmen yang diperoleh menggunakan metode Bina Marga 2024 berkisar antara 45 mm hingga 120 mm, sementara tebal lapis tambah rencana per segmen yang diperoleh menggunakan metode AASHTO 1993 berkisar antara 20 mm hingga 95 mm. Faktor utama yang membedakan kedua metode tersebut adalah metodologi dan pendekatan
desain, dimana metode Bina Marga 2024 menggunakan grafik desain dengan dasar meninjau kriteria kegagalan deformasi permanen dan retak lelah, sementara metode AASHTO 1993 menggunakan nilai lendutan untuk menentukan kapasitas struktural eksisiting dari perkerasan menggunakan backcalculation, kapasitas struktural rencana, dan juga koefisien lapisan overlay yang bersifat empiris.
Perpustakaan Digital ITB