digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Private Box merupakan salah satu produk terbaru CGV Cinemas dalam lini bisnis CGV Theatre yang memulai debutnya pada 22 Desember 2022. Dengan mengusung konsep eksklusif dan menyediakan berbagai macam fitur dan layanan VVIP, Private Box diluncurkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan privasi dan eksklusivitas saat menonton film di bioskop. Satu tahun setelah diluncurkan, masyarakat masih belum mengetahui Private Box. Pemasaran yang telah dilakukan oleh CGV Cinemas, hasilnya tidak sesuai dengan harapan manajemen. Berdasarkan data hasil survei dan analisis 5 why's, Penulis menyimpulkan bahwa masalah utama yang dihadapi oleh Private Box adalah kurangnya kesadaran publik terhadap produk. Dalam kerangka konseptual, penulis melakukan penelitian melalui analisis internal dan eksternal. Analisis internal, yang terdiri dari analisis STP, Analisis Bauran Pemasaran (7P), Analisis Nilai Berbasis Sumber Daya, dan analisis VRIO, digunakan untuk mengetahui kondisi internal perusahaan. Analisis eksternal meliputi Analisis PESTEL, Analisis Lima Kekuatan Porter, dan Analisis Pesaing. Analisis Pelanggan, Analisis SWOT, dan Analisis Akar Masalah akan menyempurnakan penjelasan perusahaan. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden didominasi oleh Generasi Y dan Generasi Z yang berdomisili di Jakarta, BODETABEK (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) dan Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 63% responden tidak mengetahui Private Box. CGV Cinemas menggunakan beberapa taktik sebagai strategi dalam memasarkan Private Box seperti formulasi segmentasi pasar, targeting, positioning produk, dan melakukan beberapa promosi seperti pemasaran digital, publikasi media, dan membuat paket khusus. Hasilnya masih belum sesuai, dan hal ini terjadi karena tidak adanya koherensi dan konsistensi dari strategi yang dilakukan oleh CGV Cinemas. Dari segi perumusan, penulis menyimpulkan bahwa variabel dalam perumusan strategi masih belum terdefinisi dengan baik. Berdasarkan situasi yang dihadapi oleh Private Box ini, penulis mengusulkan formulasi baru untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap Private Box dengan formulasi baru Segmentation, Targeting, Positioning (STP), dan Usulan Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu. Dalam Strategi Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP), penulis mengusulkan untuk membuat formulasi baru dengan memisahkan segmentasi Private Box menjadi tiga jenis yaitu Primer, Sekunder, dan Tersier. Formulasi baru ini dapat menjadi landasan utama untuk strategi selanjutnya yaitu Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu. Dalam strategi ini, beberapa hal menjadi aspek fundamental dalam menyusun strategi pemasaran Private Box, terutama dalam lingkup promosi yang terarah dengan hasil yang terukur.