digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Putri Laksono Indah Budiasih
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Putri Laksono Indah Budiasih
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Putri Laksono Indah Budiasih
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Putri Laksono Indah Budiasih
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Putri Laksono Indah Budiasih
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Putri Laksono Indah Budiasih
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Putri Laksono Indah Budiasih
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Populasi yang terus bertambah di Indonesia membutuhkan peningkatan pasokan unggas dan ternak lainnya. PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Indonesia (MAIN) merupakan perusahaan-perusahaan terkemuka dalam industri agribisnis dan makanan di Indonesia. Ketiga perusahaan tersebut terlibat dalam produksi pakan ternak, peternakan unggas, dan kegiatan terkait. Mereka berkontribusi dalam memenuhi permintaan protein hewani yang terus meningkat di Indonesia, termasuk produk unggas dan daging. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kesehatan keuangan CPIN, JPFA dan MAIN berdasarkan Keputusan Menteri BUMN KEP-100/BUMN/2002 tentang kondisi kesehatan perusahaan dan Altman Z-Score. Penelitian ini mengevaluasi dan menghitung kinerja keuangan tiga perusahaan dari tahun 2017 - 2022 dengan melakukan analisis rasio keuangan. Hasil penilaian tingkat kesehatan keuangan perusahaan berdasarkan KEP-100/BMU/2002 adalah sebagai berikut: CPIN (AA, AA, AA, AA, A, A), JPFA (A, AA, A, A, AA, A), dan MAIN (BB, A, BBB, BB, BBB, BB). Hasil penilaian Altman Z-Score menunjukkan bahwa CPIN dikategorikan dalam zona aman pada periode tersebut. JPFA dikategorikan dalam area zona aman pada periode 2017-2021 dan zona abu-abu pada tahun 2022. MAIN dikategorikan pada area zona abu-abu pada tahun 2017 dan 2019-2022, namun berada pada zona aman pada tahun 2018. Sebagai rangkuman, kinerja keuangan perusahaan perunggasan dan pakan ternak mengalami penurunan, terutama dalam hal profitabilitas. Dari hasil Kesehatan finansil, internal dan eksternal analisis dilakukan untuk menentukan nilai intrinsik MAIN dengan menggunakan PESTEL, Lima Kekuatan Porter, VRIO dan valuasi. Berdasarkan DCF, nilai perusahaan sebesar IDR 516 per sahamnya, sementara rasio nilai perusahaan terhadap EBITDA adalah 11.37. Kedua metode valuasi menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibanding harga saham saat ini. Dari hasil tersebut penulis merekomendasikan untuk membeli saham MAIN karena harga yang diperdagangkan di bawah nilai intrinsik