digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Gloria Evita Thalia
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Gloria Evita Thalia
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Gloria Evita Thalia
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Gloria Evita Thalia
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Gloria Evita Thalia
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Gloria Evita Thalia
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Gloria Evita Thalia
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

Pandemi COVID-19 berdampak pada perekonomian global, dan Indonesia tidak terkecuali. Sejak awal pandemi dan pada tahun-tahun berikutnya, produk domestik bruto (PDB) Indonesia menurun dengan drastis. Hal ini terlihat di pasar saham dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 5,1% pada tahun 2020, dan penurunan Indeks LQ45 sebesar 7,8%. Namun, IDXHEALTH, indeks yang mengukur kinerja saham-saham di industri kesehatan, mengalami peningkatan signifikan sebesar 17,8% pada tahun 2020. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi dampak pandemi di negara ini, dengan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan. Di tengah pemulihan pandemi, Pemerintah Indonesia juga harus berupaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada industri kesehatan dan meningkatnya dukungan dari pemerintah menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat besar. PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) merupakan salah satu rumah sakit dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Sebagai penyedia layanan kesehatan, Siloam Hospitals juga terdampak oleh pandemi COVID-19, namun berhasil menjadi rumah sakit dengan tingkat pengembalian harga 3 tahun tertinggi yaitu sebesar 201,26%. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan valuasi PT Siloam International Hospitals Tbk pada periode pasca pandemi COVID-19 untuk memberikan pedoman pengambilan keputusan investasi. Penilaian perusahaan dilakukan dengan metode Discounted Cash Flow (DCF) berdasarkan laporan keuangan tahun 2018 hingga 2022. Diketahui nilai intrinsik per lembar saham perusahaan bervariasi bergantung pada asumsi pertumbuhan perusahaan yang berkisar dari overvalued pada 121% hingga undervalued pada angka 16%. Penilaian relatif juga dilakukan dan ditemukan rasio Price/Earnings perusahaan sebesar 17,62, rasio Price/Book sebesar 2,3 dan rasio EV/EBITDA sebesar 8,05. Nilai-nilai ini lebih rendah dibandingkan rata-rata industri dan sektor, yang menunjukkan bahwa nilai tersebut relatif undervalued dengan target harga lebih tinggi dibandingkan harga saat ini. Berdasarkan analisis perusahaan, kondisi industri kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, penulis menyarankan calon investor untuk membeli saham ini dengan hati-hati.