Pandemi COVID-19 berdampak pada perekonomian global, dan Indonesia tidak
terkecuali. Sejak awal pandemi dan pada tahun-tahun berikutnya, produk domestik
bruto (PDB) Indonesia menurun dengan drastis. Hal ini terlihat di pasar saham
dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 5,1% pada tahun
2020, dan penurunan Indeks LQ45 sebesar 7,8%. Namun, IDXHEALTH, indeks
yang mengukur kinerja saham-saham di industri kesehatan, mengalami peningkatan
signifikan sebesar 17,8% pada tahun 2020. Pemerintah Indonesia telah mengambil
langkah-langkah untuk mengatasi dampak pandemi di negara ini, dengan
mengalokasikan sumber daya yang diperlukan. Di tengah pemulihan pandemi,
Pemerintah Indonesia juga harus berupaya mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030. Pertumbuhan ekonomi yang signifikan
pada industri kesehatan dan meningkatnya dukungan dari pemerintah menunjukkan
potensi pertumbuhan yang sangat besar.
PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) merupakan salah satu rumah sakit
dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Sebagai penyedia layanan
kesehatan, Siloam Hospitals juga terdampak oleh pandemi COVID-19, namun
berhasil menjadi rumah sakit dengan tingkat pengembalian harga 3 tahun tertinggi
yaitu sebesar 201,26%. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja dan
valuasi PT Siloam International Hospitals Tbk pada periode pasca pandemi
COVID-19 untuk memberikan pedoman pengambilan keputusan investasi.
Penilaian perusahaan dilakukan dengan metode Discounted Cash Flow (DCF)
berdasarkan laporan keuangan tahun 2018 hingga 2022. Diketahui nilai intrinsik
per lembar saham perusahaan bervariasi bergantung pada asumsi pertumbuhan
perusahaan yang berkisar dari overvalued pada 121% hingga undervalued pada
angka 16%. Penilaian relatif juga dilakukan dan ditemukan rasio Price/Earnings
perusahaan sebesar 17,62, rasio Price/Book sebesar 2,3 dan rasio EV/EBITDA
sebesar 8,05. Nilai-nilai ini lebih rendah dibandingkan rata-rata industri dan sektor,
yang menunjukkan bahwa nilai tersebut relatif undervalued dengan target harga
lebih tinggi dibandingkan harga saat ini. Berdasarkan analisis perusahaan, kondisi
industri kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, penulis menyarankan
calon investor untuk membeli saham ini dengan hati-hati.