ABSTRAK Hilmy Raihan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Makmur Artha Sejahtera (PT MAS) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi
berbagai jeli dan minuman aneka rasa dengan jaringan distribusi wilayah lokal dan
internasional dengan sistem make to stock. Sebagai bisnis yang termasuk dalam kategori
FMCG, PT MAS memiliki deviasi permintaan yang tinggi mengikuti pola permintaan
pelanggan.
Naik turunnya permintaan membuat PT MAS sulit dalam melakukan peramalan serta
menentukan kebijakan sistem inventori dan berdampak terjadinya penumpukan pada area
gudang packaging material. Dari keempat packaging material, item cup dan dus memiliki
pengaruh besar terhadap penumpukan dan penggunaan kapasitas gudang. Kebijakan model
peramalan eksisting dan kebijakan inventori tidak dapat mengakomodasi pola permintaan
aktual. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif model peramalan serta kebijakan inventori
yang tepat sesuai dengan kapasitas gudang dengan tetap meminimalkan ongkos total
inventori.
Model peramalan yang ditambahkan adalah model MA, WMA, dan ARIMA dengan masing-
masing item dapat memilih model yang paling baik berdasarkan skor MSE. Rancangan
kebijakan inventori ditentukan dengan menggunakan model inventori probabilistik dengan
penambahan batasan kapasitas gudang. Kebijakan dikembangkan berdasarkan karakteristik
kebijakan saat ini, menghasilkan pendekatan model Q dan model P multi-item. Model Q
mengizinkan setiap item dapat dipesan tidak secara bersamaan mengikuti titik pemesanan
kembali, sedangkan model P multi-item mengharuskan setiap item pada kategori packaging
material yang sama dipesan bersamaan.
Model terbaik ditentukan berdasarkan ongkos total inventori minimum serta syarat pembatas
kapasitas gudang terpenuhi. Hasil solusi menyatakan bahwa dipilih model P multi-item
untuk item cup dan item dus dengan periode antar pemesanan selama 11 hari dan 6 hari,
yang menghasilkan ekspektasi total ongkos inventori sebesar Rp877.100.256,00 dan
Rp1.747.096.214,00.
Dalam implementasi, proses pengawasan harus dilakukan secara masif dan terukur.
Aktivitas evaluasi juga harus rutin dilakukan minimal tiga bulan sekali menimbang bahwa
solusi sensitif terhadap parameter permintaan, persen ongkos simpan, harga item, dan
ongkos pesan.