Sistem konveyor penghancur di tambang bawah tanah menjadi tulang punggung perusahaan dalam operasi penambangan tembaga di Papua – Indonesia, yang memerlukan pemrograman PLC untuk meningkatkan kemampuan otomatisasi dalam operasi penambangan. Departemen Kontrak Divisi SCM diberi tugas mengevaluasi dan memilih kontraktor untuk pemrograman PLC di PT Freeport Indonesia, mengingat perusahaan tidak memiliki kompetensi dan sumber daya untuk mengerjakan proyek tersebut.
Studi penelitian ini mengintegrasikan teori tentang pemilihan kontraktor, teori MCDM dan metode AHP, dikombinasikan dengan tolok ukur industri yang dipakai oleh Departemen Kontrak Divisi SCM PT Freeport Indonesia untuk menentukan kriteria pemilihan yang relevan beserta bobot masing-masing dari pendapat para ahli di perusahaan sebagai dasar untuk mengevaluasi dan menilai kontraktor.
Dengan menerapkan metodologi penelitian kuantitatif dan Proses Hierarki Analitik berdasarkan kriteria dan sub-kriteria yang dipilih, penelitian ini menggunakan data primer berupa penilaian para ahli dan data sekunder berupa proposal kontraktor untuk mengembangkan sistem penilaian integratif dan memberikan rekomendasi berupa kontraktor terbaik dengan peringkat akhir tertinggi untuk mengerjakan proyek pemrograman PLC di PT Freeport Indonesia.
Studi penelitian mengungkap bahwa kriteria yang paling relevan untuk jasa pemrograman PLC di PT Freeport Indonesia meliputi pemahaman proyek, analisis harga, pengalaman organisasi & kinerja proyek, dan komposisi tenaga kerja. Setelah dmetode AHP dilakukan, Kontraktor B terbukti sebagai kontraktor paling unggul untuk mengerjakan pemrograman PLC yang dibutuhkan perusahaan.
Sebagai kesimpulan, studi penelitian ini menjelaskan kriteria pemilihan kontraktor yang relevan dan terpenting untuk jasa pemrograman PLC dan nama kontraktor yang direkomendasikan kepada manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan mengenai pemrograman PLC untuk operasi penambangan perusahaan.