digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Petrik Manuel Tua
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Konsumsi energi dunia terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dunia. Sementara itu, sumber energi yang tersedia saat ini masih belum dapat mencukupi permintaan energi sepenuhnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya transisi energi dari bahan bakar fossil ke energi terbarukan, salah satunya dengan menggunakan energi biomassa. Kulit kakao merupakan salah satu biomassa yang menjanjikan untuk dijadikan sebagai bahan bakar padat. Pada penelitian ini, kulit kakao digunakan untuk menggantikan kraft lignin sebagai campuran dari daun eceng gondok. Hal tersebut dilakukan karena kraft lignin mengandung sulfur yang tinggi yaitu sebesar 2,66% dan membutuhkan proses ekstrasi yang panjang. Pada penelitian ini juga dilakukan perlakuan tambahan pada kulit kakao dan daun eceng gondok yaitu karbonisasi dengan tujuan memaksimalkan peformanya sebagai bahan bakar padat. Pembuatan bahan bakar padat menggunakan metode co-firing dalam bentuk serbuk berukuan 60 mesh dengan variasi daun eceng gondok dan kulit kakao yaitu 25/75, 50/50, dan 75/25. Proses pembuatan bahan bakar padat menjadi briket dilakukan tanpa zat perekat tambahan (binderless briquette). Berdasarkan hasil yang diperoleh, campuran arang daun eceng gondok – kulit kakao yang dengan variasi 25/75 memiliki karakteritik paling optimal sebagai biomassa karena memiliki nilai kalor yang setara bituminus dengan nilai kalor 5636 kal/g, kandungan nitrogen 1,58%, dan sulfur 0%. Produk dari bahan bakar padat ini diharapkan dapat menjadi solusi penggunaan energi fossil, khususnya sebagai pengganti batubara.