digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perubahan iklim, sebuah fenomena global, sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia sejak Revolusi Industri pada tahun 1750. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Juli 2023, era pemanasan global secara resmi telah berakhir, dan era pemanasan global telah dimulai. PBB menekankan aksi global dalam hal emisi, adaptasi iklim, dan perubahan iklim, serta mendesak anggota G20 untuk mencapai emisi nol bersih pada pertengahan abad ini, termasuk aksi dari lembaga-lembaga keuangan. Sebagai bagian dari anggota G20, Indonesia melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimplementasikan program keuangan berkelanjutan untuk meningkatkan pembiayaan, daya tahan, dan daya saing lembaga jasa keuangan dalam rangka mencapai target nol emisi yang dicanangkan PBB. Keuangan berkelanjutan mengintegrasikan prinsip-prinsip lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola ke dalam keputusan bisnis. Sejak tahun 2011, skor LST telah digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan bank. Skor BESGI, yang dikembangkan oleh Ielasi dkk., (2023) memberikan penilaian komprehensif terhadap kinerja LST bank dengan mempertimbangkan dampak langsung dan tidak langsung dengan menggunakan metode agregasi Multidimensional Synthesis of Indicators (MSI). Penulis menawarkan kontribusi empiris. Model penilaian BESGI diterapkan pada 14 bank di Indonesia berdasarkan KBMI 3 dan 4 pada periode 2020-2022 dan menganalisis dampaknya terhadap kinerja keuangan dan stabilitas keuangan. Skor BESGI menghasilkan data yang berfluktuatif dengan nilai tertinggi diperoleh Mandiri sebesar 0,711 pada tahun 2021 dan nilai terendah diperoleh BTN sebesar 0,141 pada tahun 2020. Kerangka kerja ini menunjukkan bahwa sektor perbankan Indonesia berfokus pada pembiayaan dan investasi menuju keuangan berkelanjutan termasuk aspek tata kelola. Skor BESGI memiliki hasil yang tidak signifikan terhadap kinerja dan stabilitas bank. Penelitian lebih lanjut diperlukan dengan observasi yang lebih luas dan model yang berbeda.