digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nathasya Abenita Christien
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Polusi udara adalah salah satu masalah genting yang dihadapi manusia dan lingkungan. Masalah ini seringkali bersifat lintas batas karena polusi suatu daerah dapat berpindah ke daerah lain. Pada ASEAN, masalah polusi lintas batas antarnegara telah terjadi secara rutin hingga sekarang. Lebih lanjut lagi, masalah ini dapat dipandang sebagai konflik antarnegara. Untuk lebih memahami masalah ini, diperlukan suatu metode untuk menganalisis perilaku tiap negara. Teori permainan adalah konsep matematika yang digunakan untuk menganalisis konflik dari sejumlah individu. Dengan teori permainan, negara-negara di ASEAN dapat dipandang sebagai pemain. Dengan model permainan diferensial, stok polusi pada suatu negara direpresentasikan sebagai keadaan sistem. Polusi dari suatu negara dapat mempengaruhi polusi pada negara tetangganya. Selama permainan, negara di ASEAN dapat mengambil keputusan berupa tingkat investasi ke kebijakan ramah lingkungan. Ketika negara ingin mengoptimasi keadaan mereka, negara akan meminimalkan biaya polusi. Biaya polusi didefinisikan oleh biaya lingkungan akibat aliran polusi dan biaya pelaksanaan kebijakan ramah lingkungan. Pada penelitian ini, negara-negara di ASEAN ditinjau dengan tiga jenis perilaku, yaitu nonkooperatif, imitasi biasa, dan imitasi tingkat lanjut. Pada perilaku nonkooperatif, negara ingin mengoptimasi keadaan mereka masing-masing. Pada perilaku imitasi biasa, negara memilih untuk meniru keputusan negara lainnya dengan meninjau rata-rata perbedaan strategi investasi dengan negara tetangga. Pada perilaku imitasi tingkat lanjut, negara tetangga yang sukses memiliki biaya polusi yang rendah punya pengaruh lebih besar. Ketika negara-negara ASEAN berperilaku nonkooperatif, tiap negara dapat mereduksi stok polusi dan konvergen pada angka yang kecil. Proses ini terjadi lama dengan waktu lebih dari satu dekade. Ketika negara-negara ASEAN berperilaku imitasi, tiap negara juga dapat mereduksi stok polusi hingga nol dengan waktu lebih cepat.