digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkerasan lentur terdiri dari lapisan aus/permukaan serta lapisan dasar dan subbase. Berdasarkan KemenPUPR 2021 bahwa kebutuhan aspal bagi infrastruktur jalan di Indonesia berkisar 1,2 juta ton per tahun dengan pemenuhan kebutuhan aspal tersebut 50% nya berasal dari aspal impor. Hal ini upaya dalam mengatasi impor dengan melakukan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia yaitu Aspal Buton. Asbuton Murni Full Ekstraksi ini merupakan hasil ekstraksi dari Asbuton Lawele sampai didapat aspal murni, yang mana kandungan mineralnya dapat dikatakan sudah tidak ada lagi atau lebih kecil dari 1%. Bioaspal ini terbuat dari biomassa yang mengandung lignin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: karakteristik pada campuran AC-WC dengan modifier Bioaspal Tandan Kelapa Sawit terhadap Asbuton Murni Full Ekstraksi, kinerja Modulus Resilien pada campuran AC-WC dengan modifier Bioaspal Tandan Kelapa Sawit terhadap Asbuton Murni Full Ekstraksi, dan kinerja Ketahanan Terhadap Kelelahan (Fatigue) pada campuran AC-WC dengan modifier Bioaspal Tandan Kelapa Sawit terhadap Asbuton Murni Full Ekstraksi. Aspal yang digunakan dalam penelitian adalah Pen 60/70 dan Asbuton Murni Full Ekstraksi. Bioaspal yang digunakan pada penelitian ini adalah Bioaspal Tandan Kelapa Sawit (BioTKS). Gradasi agregat yang digunakan untuk campuran beraspal yaitu gradasi Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Revisi 2. Penelitian ini menggunakan empat campuran variasi campuran Asphalt Concrete Wearing Course (AC-WC) dengan komposisi AC-WC ASB 7% + ASPAL PEN 60/70 + BioTKS, AC-WC ASB 8% + ASPAL PEN 60/70 + BioTKS, AC-WC ASB 9% + ASPAL PEN 60/70 + BioTKS terhadap berat total campuran serta penggunaan Bioaspal Optimum 5% terhadap berat aspal Asbuton Murni Full Ekstraksi sebagai modifier dan campuran Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) dengan komposisi tanpa penambahan Asbuton Murni Full Ekstraksi dan BioTKS sebagai kontrol campuran. Selanjutnya dilakukan pengujian lanjutan yang terdiri dari pengujian modulus resilien dengan metode Indirect Modulus Tensile Test menggunakan alat Universal Material Apparatus (UMATTA) yang mengacu pada AASHTO TP-31 dan ASTM D 4132-82 digunakan variasi suhu 25°C, 35°C, dan 45°C dan pengujian kelelahan (fatigue) yang dilakukan menggunakan metode Four Point Bending Test (4PBT) pada temperatur 20°C dengan pembebanan controlled strain sebesar 400 ( ??), 500 (??), dan 600 (??). Berdasarkan semua jenis campuran AC-WC dengan gabungan Aspal Pen 60/70 dengan penambahan Asbuton Murni Full Ekstraksi 7%, 8%, dan 9% dan BioTKS 5% pada karakterisitik campuran memiliki nilai stabilitas yang mengalami peningkatan seiring penambahan kadar Asbuton Murni Full Ekstraksi. Ketiga campuran yang mengandung modifikasi Asbuton Murni Full Ekstraksi dan BioTKS memiliki stabilitas yang lebih kecil dari campuran AC-WC kontrol, namun ketiga campuran tersebut masih masuk kedalam Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 (revisi 2). Nilai modulus resilien campuran beraspal pada temperatur pengujian 25°C, 35°C, dan 45°C memiliki nilai Modulus Resilien campuran AC-WC beraspal mengandung modifikasi Asbuton Murni Full Ekstraksi dan modifier BioTKS lebih besar dari campuran AC-WC kontrol. Terkait kinerja Ketahanan Terhadap Kelelahan (Fatigue) pada campuran AC-WC menggunakan asbuton murni full ekstraksi terhadap pengaruh modifier Bioaspal Tandan Kelapa Sawit dengan pegujian metode fatigue Four Point Bending Test. Campuran AC-WC dengan penambahan modifier Bioaspal Tandan Kelapa Sawit menunjukkan bahwa dengan bertambahnya jumlah Asbuton Murni Full Ekstraksi, maka nilai Nf semakin kecil, dengan kadar Asbuton Murni Full Ekstraksi optimum adalah 7%.