digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Angelica Violiane Karubaba.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan

Tatanan tektonik regional wilayah Barat Papua dipengaruhi oleh interaksi antara Lempeng Caroline di bagian utara dan Lempeng Australia di bagian selatan. Hal ini berimplikasi pada terbentuknya zona-zona sesar aktif yang mengelilingi Teluk Cenderawasih, sehingga memiliki tingkat kegempaan yang relatif tinggi. Penelitian mengenai pola kegempaan di wilayah Teluk Cenderawasih menjadi hal yang penting untuk memahami dinamika dan struktur tektonik. Dalam tugas akhir ini, penulis fokus melakukan relokasi hiposenter gempa bumi di Wilayah Teluk Cenderawasih dengan memanfaatkan data katalog gempa (arrival time) dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika dalam periode 1 Januari 2018 hingga 31 Juni 2022. Relokasi hiposenter gempa bumi dalam penelitian ini menggunakan metode Double-Difference yang diaplikasikan pada software hypoDD. Hasil penelitian tugas akhir ini menunjukkan pola kegempaan yang lebih baik dan jelas untuk mengidentifikasi keberadaan sesar aktif, antara lain Sesar Yapen yang memiliki kedalaman fokus gempa ±3-28 km, Sesar Ransiki yang memiliki kedalaman fokus gempa ±3-30 km, Sesar Waipoga yang memiliki kedalaman fokus gempa ±5-30 km, sesar-sesar lokal di Zona Lipatan Lengguru (Wandamen) yang memiliki kedalaman fokus gempa ±3-30 km, dan terdapat satu kluster gempa yang berada di dekat Pulau Biak memiliki kedalaman fokus gempa ±3-20 km, diduga merupakan rangkaian gempa yang masih terkait dengan gempa besar Biak pada tahun 1996.