ABSTRAK Rerry Syahbana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Rerry Syahbana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Rerry Syahbana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Rerry Syahbana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Rerry Syahbana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Rerry Syahbana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Rerry Syahbana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Rerry Syahbana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Rerry Syahbana
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Di Indonesia, alun-alun sudah ada sejak dahulu yaitu pada Zaman HinduBuddha. Pada sebuah kota, alun-alun merupakan sarana yang penting dimiliki
sebagai salah satu penyediaan ruang terbuka publik dikarenakan alun-alun dapat
memberikan berbagai manfaat. Sebagai ruang publik, salah satu manfaat yang
diberikan adalah menjadi ruang untuk melakukan aktivitas sosial bagi masyarakat
dalam suatu perkotaan. Oleh karena itu, untuk menjamin keberhasilan kegiatan
dan kenyamanan para pengunjung, alun-alun memerlukan fasilitas pendukung dan
pengaturan ruang yang efektif. Namun, terdapat persoalan-persoalan di kawasan
alun-alun yaitu ketersediaan yang minim dari fasilitas pendukung di dalamnya dan
kurangnya aksesibilitas, yang dapat mengakibatkan penurunan intensitas dan
minat pengunjung. Kawasan Alun-Alun Kota Cilegon merupakan kawasan ruang
terbuka publik di pusat pelayanan Kota Cilegon yang memiliki persoalan fisik
seperti kualitas fasilitas kawasan yang kurang memadai serta aksesibilitas
kendaraan yang buruk.
Salah satu alternatif untuk mengatasi persoalan-persoalan yang ada
adalah melakukan perancangan ulang Kawasan Ruang Terbuka Publik Alun-Alun
Kota Cilegon, dengan tujuan untuk mengoptimalkan fungsi ruang terbuka publik
tersebut. Perancangan ulang ini menggunakan metode fragmental dengan
menerapkan teknik perancangan optimizing dan pendekatan placemaking. Proses
perancangan ulang mempertimbangkan kondisi eksisting kawasan, potensi dan
persoalan yang ada, serta persepsi dan preferensi dari pengunjung dan nonpengunjung kawasan. Selain itu, pedoman perancangan dan literatur terkait
kawasan ruang terbuka publik juga diambil sebagai acuan. pembuatan kebijakan
perancangan Kawasan Alun-Alun Kota Cilegon diarahkan untuk menciptakan
suasana yang menyenangkan dan asri melalui penyediaan ruang terbuka hijau
yang tersebar, fasilitas pendukung kegiatan yang memadai, dan sarana rekreasi,
dengan memperhatikan aspek aksesibilitas, kenyamanan, fungsi, dan sosiabilitas
kawasan.