digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah Pesisir DKI Jakarta dan sekitarnya telah lama sering mengalami kejadian banjir, baik banjir dari sungai maupun dari laut. Penyebab kejadian banjir antara lain peningkatan intensitas curah hujan, karakteristik topografi pada kawasan muara yang landau dan rendah, terjadinya pasang surut dari laut, sampah dan sedimentasi pada sungai. Kawasan Cakung Drain tepatnya pada Kecamatan Cilincing menjadi wilayah yang terdampak oleh banjir dari luapan Cakung Drain dan Banjir rob. Kajian ini akan mebahas mengenai banjir yang terjadi akibat beberapa kondisi ekstrem yang terjadi bersamaan (compound flood) seperti debit. Selain hal itu akan dikaji juga kondisi sedimentasi di Cakung Drain, serta pengaruh penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut sehingga dapat dibuat model prediksi banjir yang berpotensi di masa mendatang. Pemodelan menggunakan dua perangkat lunak yaitu MIKE21 untuk pemodelan hidrodinamika dan rambatan gelombang serta HECRAS untuk pemodelan hidrolika dan pemodelan banjir. Pemodelan menggunakan MIKE21 menggunakan skenario Mike 21/3 Coupled Model. Batas Model yang digunakan dalam pemodelan MIKE 21 adalah pasang surut maksimal sebagai batas kondisi hidrodinamika dan gelombang periode 2 dan 100 tahun sebagai batas kondisi pemodelan gelombang. Pemodelan genangan banjir di HEC-RAS digunakan metode unsteady dengan syarat batas hulu adalah debit banjir rencana periode ulang 25 tahun dan syarat batas hilir adalah pasang surut. Dalam pemodelan banjir terdapat 6 skenario pemodelan. Pada skenario 1,2, dan 3 dibuat pemodelan banjir dengan kondisi eksisting Cakung Drain dengan kondisi hilir mencakup pasang surut terpengaruh gelombang 2 tahunan, pasang surut terpengaruh gelombang 100 tahunan, serta pasang surut terpengaruh gelombang dan badai 100 tahunan. Pada skenario 4 dan 5 dibuat pemodelan banjir dengan kondisi saluran dinormalisasi dan pembangunan tanggul muara saluran. Pada skenario 6 dibuat pemodelan banjir dengan mempertimbangkan kondisi 10 tahun yang akan mendatang terhadap kondisi desain yang terpengaruh penurunan muka tanah 5 cm/tahun dan kenaikan muka air laut 7mm/tahun. Simulasi pemodelan hidrodinamika, pengaruh gelombang 2 tahunan menaikan elevasi muka air 0.45 – 0.65 m dimuara Cakung Drain, sedangkan gelombang 100 tahunan menaikan elevasi muka air 0.7 – 1.2 m di muara Cakung Drain. Kondisi seruak badai menaikan elevasi muka air 0.7 – 2.1 m di muara Cakung Drain. Hasil simulasi genangan banjir pada kondisi eksisting diperoleh bahwa luas genangan banjir dikawasan hulu dan tengah (9300 – 2500 m dari hilir) disebabkan oleh debit dari hulu dengan luas genangan 2.68 km2. Sedangkan pada kondisi hilir luas genangan semakin meningkat apabila nilai elevasi pasang surut naik. Pada kondisi desain dengan normalisasi saluran dan pembangunan tanggul muara dapat mencegah banjir yang diakibatkan debit banjir periode ulang 25 tahun dan pasang surut terpengaruh gelombang 2 tahunan, namun pada kondisi terjadinya gelombang dan seruak badai 100 tahunan terjadi banjir pada kawasan hilir yang belum ditanggul (450 – 1170 m dari hilir) dengan total luas genangan 4.25 km2. Pengaruh penurunan muka tanah dan kenaikan muka air laut selama 10 tahun meningkatkan luas genangan di kawasan hilir Cakung Drain sebesar 49% sehingga luas genangan menjadi 6.6 km2. Untuk mengatasi banjir pada kawasan hilir dapat dilakukan pembangunan tanggul muara hingga 1170 m dari hilir. Total Genangan banjir dari limpasan Cakung Drain berkontribusi sebesar 23% terhadap total luas genangan banjir pada kawasan DAS Cakung Drain dari data banjir Jakarta tahun 2020. Hal ini menunjukan adanya faktor lain yang menyebabkan terjadinya banjir pada kawasan Cakung Drain seperti banjir lokal akibat kualitas drainase yang kurang baik pada kawasan tersebut.