digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Anita Agrianingrum
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Anita Agrianingrum
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Anita Agrianingrum
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Anita Agrianingrum
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Anita Agrianingrum
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Anita Agrianingrum
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PT XYZ adalah perusahaan tambang tembaga dan emas yang menggunakan metode penambangan terbuka. PT XYZ sedang melakukan reklamasi pada area yang sudah tidak aktif ditambang yaitu daerah TGL. Daerah reklamasi PT XYZ memiliki topografi berjenjang dengan debit puncak masing – masing jenjang yang bervariasi. Ketika hujan turun, air akan mengalir ke outlet/ hilir jenjang sehingga terjadi akumulasi beban debit puncak. Karena pembebanan debit puncak berisiko menyebabkan banjir di daerah outlet/hilir jenjang sehingga diperlukan upaya penanganan dan perencanan sarana penyaliran untuk mengurangi debit puncak. Perancangan sarana penyaliran dimulai dengan analisis data hujan yang berasal dari stasiun curah hujan RF-10 periode 2007-2022. Data hujan dianalisis menggunakan partial duration series dan distribusi Log Pearson Tipe III sebagai distribusi terpilih untuk menentukan intensitas hujan rencana. Dari data topografi, daerah reklamasi memiliki banyak sub jenjang yang dibatasi oleh persimpangan jalan (junction). Data sub-jenjang dihitung debit puncak menggunakan hidrograf satuan sintetik soil conservation service (SCS) untuk mengidentifikasi junction dengan beban debit puncak yang besar. Setelah itu, digunakan sarana penyaliran gorong-gorong sebagai penghubung aliran air yang juga berfungsi untuk kontrol debit puncak sehingga beban debit puncak di outlet jenjang berkurang. Intensitas curah hujan pada durasi 2 jam sebesar 49,95 mm/jam dengan periode ulang 50 tahun. Kemudian didapatkan outlet jenjang dengan beban debit puncak terbesar yaitu jenjang 2 sebesar 4,76 m³/s; jenjang 5 dari 6,62 m³/s; jenjang 6 dari 6,87 m³/s dan jenjang 7 dari 6,59 m³/s. Untuk menurunkan debit puncak tersebut, digunakan gorong-gorong berdiameter 0,4 – 0,5 meter pada junction jalan dengan kapasitas pengaliran lebih kecil dari pada debit puncak masuk gorong - gorong. Penurunan debit puncak pada outlet jenjang yaitu jenjang 2 menjadi 3,65 m³/s; jenjang 5 menjadi 4,11 m³/s; jenjang 6 menjadi 4,81 m³/s; dan jenjang 7 menjadi 4,59 m³/s. Sarana penyaliran lain yang direkomendasikan yaitu saluran terbuka berbentuk trapesium dengan dimensi lebar bawah x lebar atas x tinggi berukuran 1 m x 2 m x 1 m dan drop structure untuk mengurangi kecepatan aliran dari 14,60 – 30,39 m/s menjadi 3,13–4,43 m/s, dengan kebutuhan antara drop sekitar 35–100 buah.