ABSTRAK Gerardus Widangma Naige.pdf
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER GERARDUS WIDANGMA NAIGE
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB1 GERARDUS WIDANGMA NAIGE
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB2 GERARDUS WIDANGMA NAIGE
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB3 GERARDUS WIDANGMA NAIGE
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB4 GERARDUS WIDANGMA NAIGE
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB5 GERARDUS WIDANGMA NAIGE
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA GERARDUS WIDANGMA NAIGE
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN GERARDUS WIDANGMA NAIGE
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Septia Nurul
» Gedung UPT Perpustakaan
Nilai suseptibilitas sebagai salah satu sifat fisis pada batuan menyatakan tingkat atau derajat
termagnetisasinya batuan karena pengaruh medan magnetik. Nilai suseptibilitas tersebut dapat
diukur menggunakan metode geomagnetik khususnya pada tahap inversi. Tantangan proses
inversi geomagnetik adalah keterbatasan jumlah data dan model bawah permukaan yang
kompleks. Untuk mengatasi tantangan tersebut, kami melakukan pengembangan program
perhitungan forward modeling dan inverse modeling pada inversi deterministik 2D metode
Least-square. Pengaplikasian fungsi pembobotan bertujuan mendapatkan hasil inversi yang
lebih optimal. Program yang telah dibangun dicoba pada model sintetis berupa bongkahan
mineral, intrusi, dan perlapisan batuan yang diwakili kumpulan blok prisma segi empat.
Selanjutnya, perhitungan forward modeling yang dibuat pada Matlab R2023a divalidasi
dengan cara membandingkannya terhadap perhitungan oleh software GravMagInv2D yang
menunjukkan kesesuaian dengan rata-rata korelasi sebesar 98,89% serta rata-rata selisih
perhitungan untuk setiap titik pengukuran adalah 0,72 nT. Pada tahap inversi, kami
membandingkan metode inversi Least-square dengan fungsi pembobotan dan inversi metode
Under-Determined SVD (Singular Value Decomposition) untuk melihat dampak pembobotan
terhadap tingkat keberhasilan hasil inversi. Proses perbandingan juga dilakukan pada sudut
inklinasi 90?, 60?, dan 30? agar dapat melihat pengaruh nilai inklinasi terhadap respons model.
Kemudian kami melakukan modifikasi fungsi pembobotan yang mencakup pembobotan
kedalaman, kekompakan, Kernel dan pembobotan noise serta modifikasi nilai kekompakan dan
nilai redaman untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa program inversi Least-square dengan fungsi pembobotan dapat melakukan inverse
modeling terhadap data sintetis dengan cukup baik khususnya pada nilai inklinasi 90? yang
menunjukkan respons anomali berbentuk monopole. Dari penelitian yang telah dilakukan, kami
juga mendapatkan kesimpulan bahwa fungsi pembobotan yang cukup ideal untuk diterapkan
pada berbagai kasus adalah pembobotan kedalaman, pembobotan kekompakan, dan
pembobotan Noise. Untuk memperkuat keyakinan terhadap hasil penelitian sebelumnya, kami
juga mengaplikasikan program yang telah disusun terhadap data anomali magnetik regional
daerah Gunung Pandan, Jawa Timur. Secara umum, penelitian tersebut menunjukkan hasil
yang cukup optimal dalam mengestimasi struktur 2D di bawah permukaan berupa keberadaan
intrusi dengan suseptibilitas rata-rata 0,2626 SI pada kedalaman ± 100 meter dan lapisan
sedimen di permukaan dengan suseptibilitas rata-rata 0,0034 SI.