digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perubahan tutupan lahan menjadi salah satu permasalahan yang sering terjadi pada Daerah Aliran Sungai (DAS) di Indonesia. Alih fungsi lahan pada DAS seringkali menyebabkan beberapa permasalahan untuk beberapa faktor seperti banjir, erosi maupun sedimentasi pada sungai-sungai yang ada pada DAS tersebut. Sub-DAS Ameroro merupakan bagian dari DAS Konaweha yang terletak pada Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Dari hasil tinjauan, Sub-DAS Ameroro mengalami perubahan tutupan lahan dari tahun ke tahun dengan adanya alih fungsi pada bagian hulu Sub-DAS yang awalnya didominasi oleh hutan menjadi tutupan lahan lain seperti perkebunan, pemukiman, persawahan dan lain sebagainya. Pada tahun 2020 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 dilaksanakan Pembangunan Bendungan Ameroro pada bagian hilir sungai Ameroro sebagai sarana pengendalian banjir, penyediaan air baku, PLTA dan sarana rekreasi bagi masyarakat Kabupaten Konawe. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perubahan tutupan lahan yang terjadi pada Sub-DAS Ameroro dengan rentang waktu data tinjauan tahun 2014, 2018 dan 2022 untuk melihat perubahan yang terjadi pada Sub-DAS dan Sungai Ameroro. Lokasi kajian berada pada Sungai Ameroro sepanjang 12 km dari as Bendungan Ameroro ke arah hulu. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai Curve Number (CN) sebesar 1% dari tahun 2014-2018 dan 2% dari tahun 2018-2022. Peningkatan nilai CN ini mempengaruhi hasil debit banjir pada tahun 2014, 2018 dan 2022 dengan peningkatan rata-rata sebesar 3% pada masing-masing retang tahun data, dan 6% dari tahun 2014-2022 selama kurang lebih 9 tahun. Hal ini juga menyebabkan terjadinya peningkatan erosi dan laju sedimentasi pada Sub- DAS Ameroro yang dianalisis menggunakan metode (Universal Soil Loss Equation) USLE dengan hasil peningkatan laju sedimentasi sebesar 28% dari tahun 2014-2022 yang mana hal tersebut mempengaruhi usia guna waduk Ameroro yang direncakan memiliki usia guna waduk selama 107 tahun. Dengan laju sedimentasi sebesar 60,661.82 m3/tahun yang dianalisis menggunakan metode Trap Efficiency pada tahun 2022 usia guna waduk Ameroro berkurang menjadi 103 tahun.