digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kota Pekalongan termasuk kedalam kawasan strategis dalam pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, akan tetapi secara topografi Kota Pekalongan terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian lahan antara 0 - 6 meter dpl dan keseluruhan wilayah berada pada kemiringan lereng 0-8%. Akibat hal tersebut maka beberapa permasalahan kerap terjadi khususnya genangan akibat banjir. Masalah ini kemudian diperburuk dengan adanya kenaikan muka air laut global dan penurunan tanah di Kota Pekalongan. Menanggapi hal tersebut maka pada tahun 2021 Kementerian PUPR melalui BBWS Pemali Juana telah membuat General Plan penanganan banjir dan rob di Kota dan Kabupaten Pekalongan diantaranya meliputi pekerjaan pembangunan bendung gerak, pembuatan kolam retensi, pembuatan longstorage pada sub system drainase, normalisasi dan pembangunan tanggul sungai serta pembuatan regulator gate. Pembangunan regulator gate dilakukan pada hulu Sungai Loji untuk mengatur debit banjir yang masuk ke system Sungai Loji, sehingga kedepannya aliran dari Sungai Kupang akan sepenuhnya masuk ke Sungai Banger. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan banjir dan perubahan dasar sungai yang terjadi pada Sungai Banger akibat penutupan regulator gate dan setelah dilakukan normalisasi dengan ditambahkan parapet pada tanggul sungai. Data debit banjir yang digunakan adalah debit banjir periode ulang 25 tahun untuk kondisi eksisting dan debit periode ulang 50 tahun untuk kondisi yang telah dinormalisasi. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis hidrologi, analisis pasang surut, dan analisis hidrolika. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS 6.4. Pemodelan banjir dilakukan dengan beberapa skenario kombinasi antara debit, geometri sungai, pasang surut, land subsidence dan sea level rise. Sedangkan untuk pemodelan perubahan dasar sungai dilakukan dengan menggunakan debit harian dan pasang surut. Luaran yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa luas genangan banjir dan bagaimana perubahan dasar sungai yang terjadi sebelum dan setelah regulator gate ditutup. Berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan, penutupan regulator gate berhasil menurunkan genangan banjir sebesar 51.5% dari yang sebelumnya Kota Pekalongan tergenang banjir seluas 710.08 Ha menjadi 363.02 Ha. Kemudian apabila sungai telah dilakukan normalisasi dan ditambahkan parapet maka daya tampung sungai menjadi jauh lebih besar karena menggunakan desain periode ulang 50 tahun yang membuat tidak adanya genangan yang terjadi. Akan tetapi setelah ditambahkan faktor pengaruh land subsidence (12cm/tahun) dan sea level rise (4.3 mm/tahun) selama 10 tahun, maka dengan kondisi yang telah dinormalisasi dan ditambah parapet pun tetap akan terjadi genangan sebesar 272.68 ha, dan jika ditambahkan dengan perubahan dasar sungai selama 10 tahun maka genangan akan bertambah lagi menjadi 311.53 ha. Laju sedimentasi/hari rata-rata yang terjadi adalah sebesar 4.33 ton/hari. Tinggi sedimentasi maksimum yang terjadi adalah sebesar 35 cm selama kurun waktu 10 tahun. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan terkait penanggulangan banjir di Kota Pekalongan, sehingga dapat mengurangi dampak banjir yang mungkin akan terjadi di wilayah tersebut.