Kota Pekalongan termasuk kedalam kawasan strategis dalam pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Jawa Tengah, akan tetapi secara topografi Kota Pekalongan
terletak di dataran rendah pantai utara Pulau Jawa dengan ketinggian lahan antara
0 - 6 meter dpl dan keseluruhan wilayah berada pada kemiringan lereng 0-8%.
Akibat hal tersebut maka beberapa permasalahan kerap terjadi khususnya
genangan akibat banjir. Masalah ini kemudian diperburuk dengan adanya
kenaikan muka air laut global dan penurunan tanah di Kota Pekalongan.
Menanggapi hal tersebut maka pada tahun 2021 Kementerian PUPR melalui
BBWS Pemali Juana telah membuat General Plan penanganan banjir dan rob di
Kota dan Kabupaten Pekalongan diantaranya meliputi pekerjaan pembangunan
bendung gerak, pembuatan kolam retensi, pembuatan longstorage pada sub
system drainase, normalisasi dan pembangunan tanggul sungai serta pembuatan
regulator gate. Pembangunan regulator gate dilakukan pada hulu Sungai Loji
untuk mengatur debit banjir yang masuk ke system Sungai Loji, sehingga
kedepannya aliran dari Sungai Kupang akan sepenuhnya masuk ke Sungai
Banger. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pemodelan banjir dan
perubahan dasar sungai yang terjadi pada Sungai Banger akibat penutupan
regulator gate dan setelah dilakukan normalisasi dengan ditambahkan parapet
pada tanggul sungai. Data debit banjir yang digunakan adalah debit banjir periode
ulang 25 tahun untuk kondisi eksisting dan debit periode ulang 50 tahun untuk
kondisi yang telah dinormalisasi. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini
meliputi analisis hidrologi, analisis pasang surut, dan analisis hidrolika.
Pemodelan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS 6.4.
Pemodelan banjir dilakukan dengan beberapa skenario kombinasi antara debit,
geometri sungai, pasang surut, land subsidence dan sea level rise. Sedangkan
untuk pemodelan perubahan dasar sungai dilakukan dengan menggunakan debit
harian dan pasang surut. Luaran yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa luas
genangan banjir dan bagaimana perubahan dasar sungai yang terjadi sebelum dan
setelah regulator gate ditutup. Berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan,
penutupan regulator gate berhasil menurunkan genangan banjir sebesar 51.5%
dari yang sebelumnya Kota Pekalongan tergenang banjir seluas 710.08 Ha
menjadi 363.02 Ha. Kemudian apabila sungai telah dilakukan normalisasi dan
ditambahkan parapet maka daya tampung sungai menjadi jauh lebih besar karena
menggunakan desain periode ulang 50 tahun yang membuat tidak adanya
genangan yang terjadi. Akan tetapi setelah ditambahkan faktor pengaruh land
subsidence (12cm/tahun) dan sea level rise (4.3 mm/tahun) selama 10 tahun,
maka dengan kondisi yang telah dinormalisasi dan ditambah parapet pun tetap
akan terjadi genangan sebesar 272.68 ha, dan jika ditambahkan dengan perubahan
dasar sungai selama 10 tahun maka genangan akan bertambah lagi menjadi 311.53
ha. Laju sedimentasi/hari rata-rata yang terjadi adalah sebesar 4.33 ton/hari.
Tinggi sedimentasi maksimum yang terjadi adalah sebesar 35 cm selama kurun
waktu 10 tahun. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemangku
kepentingan dalam pengambilan keputusan terkait penanggulangan banjir di Kota
Pekalongan, sehingga dapat mengurangi dampak banjir yang mungkin akan
terjadi di wilayah tersebut.