digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pada tanggal 26 Agustus 2019, Bapak Presiden Indonesia, Ir. H. Joko Widodo menyampaikan pernyataan resmi perihal Pemindahan Ibukota Indonesia yang baru. Dikatakan bahwa sebutan Ibu Kota Negara Baru yaitu Ibu Kota Nusantara. Sungai sepaku terletak di Kawasan Ibukota Negara (KIKN) yaitu di Kecamatan Sepaku. Namun selalu terjadi banjir setiap tahun yang merendam pemukiman dan sawah sehingga menimbulkan kerugian baik material dan non material. Dalam mengatasi permasalahan tersebut Kementerian PUPR melakukan pembangunan bendung untuk pemenuhan kebutuhan air baku dan pembangunan tanggul pada bagian hulu dan hilir bendung agar terhindar dari banjir. Dalam melengkapi basic design yang telah dilakukan sebelumnya maka dalam penelitian ini dilakukan analisis yang mengkaji pengaruh pembangunan tanggul dan bendung terhadap muka air banjir, kecepatan, dan genangan banjir serta perubahan dasar sungai yang terjadi di hulu bendung gerak. Analisis hujan rencana dilakukan dengan menggunakan hujan satelit GPM yang dikalibrasi dengan pos curah hujan terdekat dari lokasi sub das Sepaku. dari hasil kalibrasi tersebut di hasilkan persamaan kalibrasi yang dapat dipergunakan untuk kalibrasi dilokasi terdekat dari sub das Sepaku dengan nilai root mean square (RMSE) sebesar 0,528 mm. Debit banjir yang digunakan sesuai peraturan Permen PUPR No. 28/PRT/M/2015 untuk ibukota Negara/Metropolitan menggunakan debit banjir kala ulang 100 tahun. Berdasarkan perhitungan dan kalibrasi debit bankfull didapat model hidrograf yang paling mendekati adalah model Snyder dengan nilai debit puncak sebesar 862,2 m3/detik dengan nilai Manning hasil kalibrasi sebesar 0,053. Pada penelitian ini disimulasikan kondisi sungai asli, setelah terdapat bangunan bendung, dan setelah terdapat bendung dan tanggul dengan ketinggian dari 1 m sampai 9 m. Kapasitas sungai asli Sepaku tidak mampu menampung debit banjir kala ulang 100 tahun yang lewat sehingga menghasilkan genangan yaitu 40,9 ha. Setelah adanya Pembangunan bendung dan pelebaran sungai pada section bendung, genangan banjir berkurang menjadi 29,58 ha. Pada simulasi tinggi tanggul 9 m yang dilakukan tidak terdapat genangan yang berdampak terhadap pemukiman dan lahan sawah masyarakat dengan data bank kiri dan kanan yang digunakan terbatas dari data topografi yang didapatkan. Hasil analisis kecepatan dengan kala ulang debit 100 tahun, pada kondisi setelah ada bangunan bendung dan tanggul dengan tinggi tanggul yang bertambah, terjadi peningkatan kecepatan aliran > 3 m/detik di beberapa segmen sungai Sepaku terutama pada ruas yang mengalami penyempitan dan tikungan sungai. Berdasarkan simulasi sedimen dengan debit bulanan 50 % selama 11 tahun pada kondisi eksisting, didapatkan total sedimen sebesar 5.021,3 ton/tahun. Sedangkan setelah terbangun bendung total sedimen sebesar 15.949,90 ton/tahun dan setelah ada bendung dan tanggul 9 m total sedimen berkurang menjadi 13.072,34 ton/tahun.