Pada tahun 2019, pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya terhadap elektrifikasi kendaraan melalui Peraturan Presiden No. 55 tahun 2019, tentang program percepatan kendaraan listrik baterai (BEV) di bidang transportasi. Peraturan ini menjadi landasan bagi pelaku industri otomotif di Indonesia untuk membangun dan mengembangkan mobil listrik. Meskipun mobil listrik merupakan teknologi yang cukup baru di Indonesia. Perkembangan tren mobil listrik terus meningkat setiap tahunnya, sejak pertama kalinya mobil listrik dijual secara masal pada tahun 2020. Mengingat produk mobil listik adalah teknologi yang masih baru di pasar Indonesia, para pelaku industri otomotif di Indonesia belum mengetahui apa saja atribut yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli kendaraan listik. Dengan kondisi tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk memahami atribut apa saja yang signifikan mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli mobil listrik, untuk menciptakan nilai produk yang proporsional dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Metode yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada kerangka kerja riset pemasaran (Maholtra, 2019). Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode discrete choice model untuk memahami dan memprediksi pilihan konsumen dari satu alternatif diskrit dari beberapa pilihan yang tersedia (Train, 2009). Dalam pembuatan kuesioner, peneliti menggunakan desain Defficient dengan aplikasi NGENE. Terdapat tiga puluh dua kombinasi yang dihasilkan NGENE dan dibagi menjadi empat blok (setiap blok kuesioner terdiri dari delapan pertanyaan). Data dikumpulkan menggunakan kuesioner online kemudian disebar ke 200 orang responden dan mendapat 1600 data observasi.
Untuk menganalisis hasil survey, digunakan aplikasi BIOGEME untuk mengestimasi Model Multinomial Logit (MNL). Terdapat empat attribut yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen yaitu fitur (t-test value = 22.6), jarak tempuh (14.3), desain exterior (-5.99), dan harga (-10.6). Fitur & jarak tempuh bersifat elastis pada keputusan konsumen, dan atribut lainnya tidak besifat elastis.
Strategi produk berfokus pada atribut signifikan yang akan ditingkatkan pada produk yang sudah ada dan pada produk baru. Selain itu perlu membuat peta produk baru di awal tahap pengembangan produk sebelum akhirnya diluncurkan.