digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tiara Millenia Ratno
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Tiara Millenia Ratno
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Tiara Millenia Ratno
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Tiara Millenia Ratno
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Tiara Millenia Ratno
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Tiara Millenia Ratno
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Tiara Millenia Ratno
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Tiara Millenia Ratno
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Kebakaran adalah salah satu bencana di perkotaan yang tidak dapat terhindarkan. Seiring dengan semakin bervariasinya jenis lingkungan binaan yang dibangun, banyak tantangan keselamatan baru yang timbul dengan berkembangnya lingkungan binaan saat ini. Hal ini tentu saja meningkatkan risiko kebakaran dan menimbulkan tantangan unik proteksi kebakaran di perkotaan. Maka dari itu diperlukan analisis kinerja pemadaman kebakaran yang memperhatikan faktorfaktor unik perkotaan. Kinerja pemadaman kebakaran didefinisikan sebagai waktu tanggap kebakaran, waktu pemadaman kebakaran, dan kerugian yang dialami akibat kebakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah menginvestigasi interaksi antara kepadatan penduduk, fungsi lahan, kepadatan permukiman, infrastruktur pemadaman kebakaran, serta dinamika respons kebakaran di Kota Surabaya dan pengaruhnya terhadap kinerja pemadaman kebakaran. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari pemerintah kota, terutama data kejadian kebakaran tahun 2018 – 2022 dilengkapi dengan data primer wawancara dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertanahan, serta Command Center 112 Kota Surabaya yang dianalisis menggunakan metode analisis statistik deskriptif, analisis spasial, analisis komparatif, serta analisis konten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian waktu tanggap di Kota Surabaya dipengaruhi oleh skill kecekatan Command Center 112 dalam mengarahkan petugas di lapangan, pengaturan lalu lintas yang bekerja sama dengan Dishub agar rute yang diambil pemadam selalu lancar, serta titik lokasi pos pemadam kebakaran yang optimal. Waktu tanggap Kota Surabaya membaik setiap tahunnya hingga kini sudah mencapai angka 100%. Tidak terdapat kecenderungan spasial dalam lokasi kecamatan dengan waktu tanggap tercepat dan terlambat. Diketahui bahwa semakin kecil kebakaran maka semakin sering terjadi. Dalam kasus Kota Surabaya, kebakaran kecil terjadi sebanyak 53,34% (2.025 kejadian), kebakaran sedang 44,04% (1.672 kejadian), kebakaran besar 2% (76 kejadian) dan kebakaran sangat besar 0,6% (23 kejadian). Waktu pemadaman di Kota Surabaya memiliki rentang yang bervariasi. Tidak ada hubungan antara jumlah frekuensi kejadian kebakaran per kecamatan dengan waktu pemadaman kebakaran per kecamatan. Mengenai fungsi lahan, terdapat beberapa kawasan yang harus lebih diperhatikan dalam hal mitigasi kebakaran, yaitu kawasan yang memiliki banyak materi yang mudah terbakar dan/atau menampung orang banyak seperti kawasan industri, kawasan perdagangan, dan kawasan permukiman yang mendapatkan kerugian terbesar saat terjadi kebakaran.