digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tenun merupakan salah satu warisan budaya dari leluhur yang perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Di Indonesia, terdapat banyak sekali daerah penghasil tenun seperti Sumatra, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan lain sebagainya. Salah satunya adalah Desa Bena di Kabupaten Ngada Nusa Tenggara Timur. Desa Bena menghasilkan produk tenun yang cukup variatif, mulai dari kain tenun berukuran besar yang sering dijumpai hingga memproduksi produk lainnya seperti aksesoris dan keru. Ngada menurunkan motifnya kepada Desa-Desa yang memproduksi tenun di cakupan daerahnya termasuk Desa Bena. Hal ini menyebabkan Desa Bena Tidak memiliki motif khas yang berasal dari daerahnya. Dalam perjalanan pembuatan kain tenun yang sudah dilakukan secara turun-temurun, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan desainnya mulai dari bentuk, warna, motif dan juga faktor lingkungan seperti tradisi dan kebudayaan masyarakat di sana, juga faktor manusia seperti memberikan pelatihan-pelatihan atau workshop desain yang berhubungan dengan pengembangan tenun khususnya pengembangan motif pada kain kepada masyarakat disana. Hal ini perlu untuk dianalisis lebih lanjut dan menjadi bekal para pelaku kreatif di sana untuk mengembangkan ide-ide baru dan tetap mempertahankan eksistensi tenun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang akan meneliti suatu objek, tempat, budaya dan sistem di dalamnya sehingga mendapatkan hasil dari pengaruh dan perkembangannya pada desain produk kain tenun. Desain Thingking digunakan untuk mempelajari sejarah perkembangan tenun ikat, teknik pembuatan, konsep, bentuk dan memberikan rekomendasi perngembangan motif baru agar Desa Bena memiliki Motif khas yang berasal dari Desa tersebut.