digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fathurrahman
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Fathurrahman
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Fathurrahman
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Fathurrahman
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Fathurrahman
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Fathurrahman
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Fathurrahman
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Fathurrahman
PUBLIC Yoninur Almira


Urbanisasi yang pesat dan proyeksi pertumbuhan populasi dunia hingga tahun 2050 menunjukkan peningkatan signifikan populasi perkotaan, khususnya di Asia. Kota-kota global menghadapi tantangan berupa padatnya pemukiman, keterbatasan infrastruktur, dan masalah lingkungan. Dalam konteks ini, konsep "livable city" menjadi penting untuk menjawab kebutuhan akan kota yang layak huni. Kota Bandar Lampung, sebagai average tier city dalam Indonesia Most Livable City Index 2022, menghadapi urgensi peningkatan kelayakhunian sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Penelitian ini dilatarbelakangi untuk mengatasi kurangnya strategi dan indikator yang bersifat subyektif dalam menilai kelayakhunian Kota Bandar Lampung dan belum banyak kajian yang mempertimbangkan data sekunder untuk menilai kualitas kelayakhunian. Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi untuk meningkatkan kelayakan huni Kota Bandar Lampung sebagai solusi dalam mencapai kota yang layak huni. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mix method dengan metode analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif (analisis GAP). Indikator kelayakhunian Kota yang tersusun dalam penelitian ini sebanyak 54 indikator yang terbagi kedalam 13 aspek. Berdasarkan hasil pengukuran indikator kelayakhunian di Kota Bandar Lampung hanya 33,33% indikator yang telah sesuai standar atau tercapai dan hanya 4 aspek (perumahan, ketahanan pangan, pendidikan, peribadatan) yang tercapai. Dalam rangka meningkatkan kualitas kelayakan Kota Bandar Lampung, perhatian harus difokuskan pada beberapa aspek kunci. Pertama, perbaikan perlu dilakukan dalam aspek ruang terbuka, budaya, dan olahraga. Selanjutnya, penting untuk memperhatikan aspek limbah, energi, dan telekomunikasi. Selain itu, perbaikan diperlukan pada aspek transportasi dan tata kota. Sementara itu, peningkatan pada aspek lingkungan alam, kesehatan, air bersih serta penduduk dan kondisi sosial juga harus menjadi prioritas. Upaya holistik ini diperlukan untuk meningkatkan kelayakan Kota Bandar Lampung secara keseluruhan.