ABSTRAK Khaeril Jannatul Safitri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Khaeril Jannatul Safitri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Khaeril Jannatul Safitri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Khaeril Jannatul Safitri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Khaeril Jannatul Safitri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Khaeril Jannatul Safitri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Khaeril Jannatul Safitri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Khaeril Jannatul Safitri
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Open In Flip Book Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Desa wisata merupakan salah satu bentuk wisata alternatif dan dapat menjadi
lokomotif kebangkitan ekonomi Indonesia. Kemenparekraf mengklasifikasikan
desa wisata tersebut ke dalam empat tingkatan yaitu desa wisata rintisan (tahap
awal pengmbangannya), desa wisata berkembang, desa wisata maju, dan pada
tingkat terakhir ada desa wisata mandiri (banyak inovasi masyarakat dan sudah
dikenal di mancanegara). Pengembangan desa wisata di Indonesia ditujukan untuk
menjadikan desa wisata sebagai desa wisata mandiri (RPJMN 2020-2023).
Gegesik Kulon di Kabupaten Cirebon, salah satu desa wisata yang masih berstatus
rintisan perlu terus dikembangkan hingga menjadi desa wisata mandiri.
Pengembangan Desa Wisata Gegesik Kulon sebagai desa wisata mandiri perlu
mempertimbangakan potensi-potensi yang sudah dimiliki desa wisata tersebut saat
ini. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi
pengembangaan Desa Wisata Gegesik Kulon menjadi desa wisata mandiri.
Identifikasi potensi desa wisata gegesik kulon dilakukan dengan meninjau empat
aspek yaitu daya tarik wisata, SDM dan kohesi sosial, sarana dan prasarana, serta
kelembagaan dan pembiayaan. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, data
yang diperoleh berupa data sekunder dan primer (observasi, wawancara)
kemudian dianalisis dengan beberapa metode deskriptif kualitatif, analisis
kesenjangan (gap), analisis stakeholder, dan analisis preseden. Dari penelitian ini
diperoleh hasil bahwa Desa Wisata Gegesik Kulon mempunyai potensi
pengembangan daya tarik wisata berupa budaya, aktivitas kreatif masyarakat dan
wisata alam berupa pertanian. Pengembanan tersebut didukung dengan sumber
daya manusia yang baik dilihat dari usia dan tingkat pendidikan, serta kohesi sosial
yang baik. Namun untuk dikembangkan sebagai desa wisata mandiri, kualitas SDM
terkait pariwisata harus ditingkatkan. Dalam pengembangan Desa Wisata Gegesik
Kulon juga perlu didukung pengembangan sarana prasarana untuk menunjang
aktivitas pariwisata, pematangan kelembagaan desa wisata serta rencana
pembiayaan desa wisata yang baik.