digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

23221021 Rizki Dwi Purnomo.pdf
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Pemantauan kesehatan struktural struktur sipil merupakan area penelitian penting yang digunakan untuk pemantauan kesehatan berkelanjutan dan prediksi kerusakan. Untuk memperkirakan kerusakan berbagai struktur sipil, diperlukan pemantauan berkelanjut- an terhadap parameter modal. Hal ini berasal dari frekuensi alami bangunan dan diukur sebagian besar menggunakan sensor akselerometer. Pemantauan dilakukan hanya da- lam jangka waktu tertentu, beberapa di antaranya dalam jangka waktu yang singkat, sehingga data historis tidak terhimpun dengan baik. Selain itu, belum adanya sistem peringatan dini untuk menginformasikan indikasi kerusakan. Sehingga dalam peneliti- an ini dikembangkan perangakt WSN untuk SHMS. Hasil dari perancangan, implemen- tasi, dan pengujian menunjukkan serangkaian temuan yang penting untuk memahami kelayakan dan kinerja sistem ini. Pengujian fungsi pengolahan data di sensor node, termasuk Filter, Welch, dan PeakPicking telah berhasil dilakukan. Proses kalibrasi per- angkat sensor node menghasilkan error persentase kalkulasi FFT sebesar 0,00585 % dan error amplitudo sebesar 0,495 % pada frekuensi 15,92 Hz dengan amplitudo 2 m/s2. Sedangkan pada frekuensi 40 Hz di amplitudo 2 m/s2, error frekeunsi sebesar 0,05079 % dan error amplitudo sebesar 0,865 %. Tahap verifikasi di jembatan uji menunjukk- an error persentase pengukuran yang bervariasi, yakni sebesar 0,09785 %, 0,09785 %, dan 0,008896 % dari tiga kali pengujian. Sedangkan error amplituda sebesar 1,822 %, 1,62 %, dan 0,19 % dari tiga kali pengujian. Meskipun demikian, hasil tersebut sudah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan dengan persentase error di bawah 12 %. Kinerja transceiver menunjukkan spesifikasi jarak minimum 15 m untuk komunikasi berhasil terpenuhi, karena perangkat masih dapat berkomunikasi dengan baik hingga ja- rak 30 m. Pengujian sinkronisasi menghasilkan akurasi rata-rata sebesar 12,1 ms, mes- kipun belum mencapai spesifikasi yang diharapkan (10 ms), pengujian ini memberikan pemahaman tentang keterbatasan dalam sinkronisasi yang perlu diperbaiki. Rangkaian pengujian integrasi perangkat WSN dengan sistem SHMS menunjukkan bahwa seluruh fungsi dari perangkat WSN sudah dapat diintegrasikan. Hasil pengujian menunjukk- an sejumlah keberhasilan dalam fungsi dan kinerja sistem WSN dalam aplikasi SHMS. i Meskipun ada beberapa area yang masih perlu diperbaiki untuk mencapai spesifika- si yang diinginkan, keseluruhan kinerja sistem menunjukkan potensi yang baik untuk pengembangan lebih lanjut dalam SHMS.