Kabupaten Cirebon, sebagai sebuah wilayah di Indonesia, sedang menghadapi tantangan serius terkait masalah penumpukan sampah. Keberlanjutan pengelolaan sampah di wilayah ini menjadi perhatian utama, terutama karena berbagai faktor yang memperparah situasi ini, salah satunya adalah tingginya jumlah penduduk. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cirebon pada tahun 2021, wilayah ini memiliki populasi sebanyak 2.290.967 jiwa. Dalam konteks ini, peningkatan jumlah penduduk secara langsung berdampak pada produksi sampah harian di Kabupaten Cirebon. Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon mengindikasikan bahwa produksi sampah mencapai 1.100 ton per hari pada tahun 2021. Jika dihitung secara rata-rata, setiap individu di Kabupaten Cirebon menyumbangkan sekitar 0,48 kg sampah setiap harinya. Permasalahan muncul ketika kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tersedia tidak dapat menampung dengan efektif jumlah sampah yang dihasilkan, menciptakan potensi penumpukan sampah di berbagai lokasi. Pentingnya pendidikan sejak usia dini dalam membangun kesadaran lingkungan menjadi hal yang sangat nyata dalam situasi seperti ini. Oleh karena itu, tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan konsep perencanaan dan desain TPA berbasis ekologi edukasi wisata di Kabupaten Cirebon. Upaya ini bukan hanya bertujuan untuk menangani permasalahan pengelolaan sampah secara efektif, tetapi juga untuk memberikan manfaat lebih lanjut dalam hal pendidikan, kesadaran lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat setempat. Metode penelitian yang diterapkan mencakup analisis literatur, survei lapangan, wawancara dengan pemangku kepentingan, dan pemodelan konseptual desain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TPA Kubangdeleg, dengan fokus pada ekologi edukasi wisata, memiliki potensi ekonomi yang besar. Pendekatan ini melibatkan skema pengomposan sampah organik, pengelolaan sampah anorganik, pengelolaan gas metana, dan bahkan memanfaatkan lahan landfill yang tidak lagi digunakan untuk budidaya tanaman pangan. Sebagai hasil dari penelitian ini, TPA Kubangdeleg dapat dianggap sebagai model yang memberikan dampak positif dalam berbagai aspek. Selain menjadi sarana efektif dalam mengelola sampah, TPA ini juga mampu berkontribusi pada pendidikan lingkungan, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memberdayakan masyarakat setempat. Dengan menggabungkan aspek pengelolaan sampah dan pendidikan, TPA Kubangdeleg menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Pengomposan sampah organik membantu dalam menghasilkan pupuk yang ramah lingkungan, sedangkan pengelolaan sampah anorganik memastikan limbah tidak merusak lingkungan sekitar. Selain itu, pemanfaatan gas metana sebagai sumber energi dan transformasi lahan landfill menjadi area budidaya tanaman pangan adalah langkah-langkah inovatif yang membawa manfaat ganda. Dari segi ekonomi, hasil estimasi menunjukkan bahwa potensi ekonomi dari sektor pengomposan sampah mencapai sekitar Rp. 249.792.000 rupiah per hari atau sekitar Rp. 35.970.048.000 per tahun. Sementara itu, potensi ekonomi dari budidaya tanaman mencapai estimasi terbesar sekitar Rp. 3.463.680.000 per tahun. Melihat hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa TPA Kubangdeleg bukan hanya menyediakan solusi untuk pengelolaan sampah yang berkelanjutan, tetapi juga menjadi katalisator untuk pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial, dan pelestarian budaya di Kabupaten Cirebon. Dengan memberdayakan masyarakat setempat dan menciptakan model yang dapat diadopsi di wilayah lain, TPA Kubangdeleg memiliki potensi untuk menjadi pusat pertumbuhan yang menguntungkan, baik bagi masyarakatnya maupun untuk lingkungan sekitarnya. Langkah-langkah ini menciptakan siklus positif yang mendukung keberlanjutan wilayah dan menciptakan model yang dapat diterapkan di tingkat nasionaL.