Lapangan Tambourine yang dikelola oleh PT. Petro Harmoni Megah merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara Indonesia di bidang minyak dan gas, yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia. Namun dengan adanya penurunan produksi maka diperlukan pengembangan lebih lanjut. Strategi yang diusulkan meliputi pengeboran lima sumur baru di Area Sayap Timur yang belum dieksplorasi pada tahun 2025, yang bertujuan untuk meningkatkan Recovery Factor dan mengamankan produksi gas. Tim Subsurface Development menyajikan dua pilihan yang layak: Skenario A, pengeboran sumur dangkal di Zona DEF dengan biaya lebih rendah namun keuntungan terbatas, atau Skenario B, menggali lebih dalam ke Zona G, memerlukan rekahan hidrolik dengan biaya lebih tinggi namun memiliki potensi keuntungan lebih tinggi. Penelitian ini menggunakan berbagai analisis seperti Capital Budgeting Analysis dengan Metode Discounted Cash Flow, Analisis Sensitivitas, Simulasi Monte Carlo, Analisa Pohon Keputusan dan perhitungan EMV. Tujuannya adalah untuk membantu manajemen dalam memilih skenario pengembangan yang paling optimal untuk Tambourine Field, selaras dengan tujuan menambah keuntungan perusahaan dan juga memenuhi kebutuhan energi nasional.
Berdasarkan Capital Budgeting Analysis, Skenario A dan B menunjukkan profitabilitas yang positif. Skenario A menghasilkan NPV sebesar $3,90 juta dan IRR sebesar 109%, sedangkan Skenario B menghasilkan NPV sebesar $6,63 juta dengan IRR sebesar 62%, meskipun dengan periode pengembalian yang sedikit lebih lama yaitu 2,7 tahun. Analisis sensitivitas mengidentifikasi produksi gas, harga jual, dan belanja modal sebagai faktor yang berpengaruh terhadap NPV. Simulasi Monte Carlo menunjukkan kedua skenario memiliki probabilitas yang tinggi untuk mencapai NPV yang lebih tinggi dibandingkan NPV base case dengan Skenario A mencapai probabilitas 60,0% dan Skenario B 62,4% dari 1000 iterasi. Skenario B memiliki variabilitas dan risiko yang lebih tinggi, dengan kemungkinan NPV negatif sebesar 5,5% dibandingkan dengan Skenario A sebesar 4,6% dan juga standar deviasi yang lebih tinggi. Analisis Pohon Keputusan menunjukkan Skenario B memiliki hasil yang lebih baik, memproyeksikan EMV sebesar $4,47 juta dibandingkan EMV Skenario A sebesar $3,29 juta.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, disarankan kepada Manajemen PHM untuk melanjutkan Pengembangan Sayap Timur Lapangan Tambourine dengan Skenario B, karena memberikan keuntungan finansial yang lebih baik bagi perusahaan. Pemilihan Skenario B akan melibatkan timbal balik antara potensi imbalan yang lebih tinggi dan risiko terkait yang lebih tinggi. Perusahaan harus hati-hati mempertimbangkan toleransi risiko dan strategi mitigasi risiko ketika mengevaluasi skenario ini.