Meningkatnya kompleksitas dunia bisnis, ditambah dengan pemahaman yang
lebih baik tentang manfaat pembinaan bagi pengembangan kepemimpinan,
keterlibatan karyawan, dan kinerja organisasi secara keseluruhan, telah
menyebabkan meningkatnya permintaan di sektor bisnis. Di dunia yang serba
cepat saat ini, bisnis terus menghadapi perubahan dan tantangan, termasuk
kemajuan teknologi, globalisasi, dan dinamika pasar yang terus berkembang.
Pembinaan membantu para pemimpin dan karyawan beradaptasi dan tetap gesit
dalam lingkungan yang dinamis ini. Coaching diakui efektivitasnya dalam
meningkatkan kinerja individu. Hal ini memungkinkan karyawan untuk
mengembangkan keterampilan, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengatasi
hambatan, sehingga menghasilkan peningkatan produktivitas dan hasil yang lebih
baik bagi perusahaan. Berbagai peneliti telah melakukan hubungan antara
keterampilan pembinaan dan hasil individu. Penelitian tentang hubungan antara
keterampilan pembinaan manajerial dan kinerja tim memerlukan lebih banyak
bukti empiris dibandingkan penelitian tentang hasil individu karyawan.
Penelitian kuantitatif ini menyelidiki hubungan gaya pembinaan manajerial dan
kinerja tim dalam konteks Generasi Y dan Generasi Z di Mazars di Indonesia.
Untuk tujuan ini, penelitian ini menggunakan teori kognisi sosial dan berfokus
pada peran moderasi dari orientasi tujuan pembelajaran dan dampak mediasi dari
pengetahuan arsitektur tingkat tim. Analisis difokuskan pada pengujian pengaruh
langsung Keterampilan Pembinaan Manajerial terhadap Pengetahuan Arsitektur
Tingkat Tim dan Kinerja Tim, pengaruh mediasi Pengetahuan Arsitektur Tingkat
Tim, dan peran moderasi Orientasi Tujuan Pembelajaran pada Pengetahuan
Arsitektur Tingkat Keterampilan Pembinaan Manajerial-Tingkat Tim. -Hubungan
Kinerja Tim. Penulis melakukan penelitian ini pada Mazars di Indonesia yang
telah melaksanakan beberapa program pembinaan. Penelitian ini berfokus pada
karyawan yang memegang posisi seperti asisten, senior, asisten manajer, manajer,
manajer senior, dan direktur. Penelitian dilakukan terhadap sampel 143 karyawan
yang merupakan bagian dari Generasi Y dan Generasi Z, 31 orang di antaranya
adalah manajer, dan 75 orang adalah anggota tim. Temuan penelitian
menunjukkan bahwa pemahaman kolektif tim tentang prinsip-prinsip arsitektur
memainkan peran penting dalam menghubungkan kemampuan pembinaan
manajer dengan kinerja tim secara keseluruhan. Hubungan ini sangat signifikan
iv
ketika karyawan mempunyai orientasi tujuan pembelajaran yang tinggi, bukan
orientasi tujuan pembelajaran yang rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang strategi
efektif dalam mengelola Generasi Y dan Generasi Z di tempat kerja. Penelitian ini
berkontribusi pada pemahaman tentang bagaimana keterampilan pembinaan
manajerial, secara langsung dan tidak langsung, mempengaruhi kinerja tim,
dimediasi oleh perolehan pengetahuan dan dimoderasi oleh orientasi tujuan
pembelajaran. Berdasarkan temuan, peneliti mengusulkan rencana implementasi
untuk meningkatkan keterampilan pembinaan manajerial, mempromosikan
orientasi tujuan pembelajaran, menghubungkan pembinaan dengan perolehan
pengetahuan arsitektur tingkat tim, dan memantau dan mengevaluasi kinerja tim.
Rencana tersebut bertujuan untuk memanfaatkan hubungan positif antara
keterampilan pembinaan dan perolehan pengetahuan arsitektur tingkat tim dan
pengaruh pengetahuan arsitektur tingkat tim terhadap kinerja tim untuk
meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini menyarankan program pelatihan dan
pengembangan yang ditargetkan untuk para manajer, penilaian dan penanaman
orientasi tujuan pembelajaran di antara karyawan, rencana pelatihan yang
dipersonalisasi, program bimbingan, dan penetapan metrik kinerja dan sistem
umpan balik. Rencana implementasi yang diusulkan memberikan kerangka
strategis bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja tim dengan berfokus pada
bidang-bidang penting yang diidentifikasi dalam penelitian ini.