digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Leahlyn Tapaoan Afan
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Leahlyn Tapaoan Afan
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Leahlyn Tapaoan Afan
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Leahlyn Tapaoan Afan
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Leahlyn Tapaoan Afan
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Leahlyn Tapaoan Afan
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Leahlyn Tapaoan Afan
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Meningkatnya kompleksitas dunia bisnis, ditambah dengan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat pembinaan bagi pengembangan kepemimpinan, keterlibatan karyawan, dan kinerja organisasi secara keseluruhan, telah menyebabkan meningkatnya permintaan di sektor bisnis. Di dunia yang serba cepat saat ini, bisnis terus menghadapi perubahan dan tantangan, termasuk kemajuan teknologi, globalisasi, dan dinamika pasar yang terus berkembang. Pembinaan membantu para pemimpin dan karyawan beradaptasi dan tetap gesit dalam lingkungan yang dinamis ini. Coaching diakui efektivitasnya dalam meningkatkan kinerja individu. Hal ini memungkinkan karyawan untuk mengembangkan keterampilan, meningkatkan kepercayaan diri, dan mengatasi hambatan, sehingga menghasilkan peningkatan produktivitas dan hasil yang lebih baik bagi perusahaan. Berbagai peneliti telah melakukan hubungan antara keterampilan pembinaan dan hasil individu. Penelitian tentang hubungan antara keterampilan pembinaan manajerial dan kinerja tim memerlukan lebih banyak bukti empiris dibandingkan penelitian tentang hasil individu karyawan. Penelitian kuantitatif ini menyelidiki hubungan gaya pembinaan manajerial dan kinerja tim dalam konteks Generasi Y dan Generasi Z di Mazars di Indonesia. Untuk tujuan ini, penelitian ini menggunakan teori kognisi sosial dan berfokus pada peran moderasi dari orientasi tujuan pembelajaran dan dampak mediasi dari pengetahuan arsitektur tingkat tim. Analisis difokuskan pada pengujian pengaruh langsung Keterampilan Pembinaan Manajerial terhadap Pengetahuan Arsitektur Tingkat Tim dan Kinerja Tim, pengaruh mediasi Pengetahuan Arsitektur Tingkat Tim, dan peran moderasi Orientasi Tujuan Pembelajaran pada Pengetahuan Arsitektur Tingkat Keterampilan Pembinaan Manajerial-Tingkat Tim. -Hubungan Kinerja Tim. Penulis melakukan penelitian ini pada Mazars di Indonesia yang telah melaksanakan beberapa program pembinaan. Penelitian ini berfokus pada karyawan yang memegang posisi seperti asisten, senior, asisten manajer, manajer, manajer senior, dan direktur. Penelitian dilakukan terhadap sampel 143 karyawan yang merupakan bagian dari Generasi Y dan Generasi Z, 31 orang di antaranya adalah manajer, dan 75 orang adalah anggota tim. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemahaman kolektif tim tentang prinsip-prinsip arsitektur memainkan peran penting dalam menghubungkan kemampuan pembinaan manajer dengan kinerja tim secara keseluruhan. Hubungan ini sangat signifikan iv ketika karyawan mempunyai orientasi tujuan pembelajaran yang tinggi, bukan orientasi tujuan pembelajaran yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang strategi efektif dalam mengelola Generasi Y dan Generasi Z di tempat kerja. Penelitian ini berkontribusi pada pemahaman tentang bagaimana keterampilan pembinaan manajerial, secara langsung dan tidak langsung, mempengaruhi kinerja tim, dimediasi oleh perolehan pengetahuan dan dimoderasi oleh orientasi tujuan pembelajaran. Berdasarkan temuan, peneliti mengusulkan rencana implementasi untuk meningkatkan keterampilan pembinaan manajerial, mempromosikan orientasi tujuan pembelajaran, menghubungkan pembinaan dengan perolehan pengetahuan arsitektur tingkat tim, dan memantau dan mengevaluasi kinerja tim. Rencana tersebut bertujuan untuk memanfaatkan hubungan positif antara keterampilan pembinaan dan perolehan pengetahuan arsitektur tingkat tim dan pengaruh pengetahuan arsitektur tingkat tim terhadap kinerja tim untuk meningkatkan kinerja organisasi. Hal ini menyarankan program pelatihan dan pengembangan yang ditargetkan untuk para manajer, penilaian dan penanaman orientasi tujuan pembelajaran di antara karyawan, rencana pelatihan yang dipersonalisasi, program bimbingan, dan penetapan metrik kinerja dan sistem umpan balik. Rencana implementasi yang diusulkan memberikan kerangka strategis bagi organisasi untuk meningkatkan kinerja tim dengan berfokus pada bidang-bidang penting yang diidentifikasi dalam penelitian ini.