digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Yasmin Farhaini.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia cukup besar, diantaranya potensi mini/mikrohidro sebesar 450 MW. Perkembangan teknologi mikrohidro yang masih rendah di Indonesia dipersulit dengan adanya hambatan perubahan iklim. Sebagai negara tropis, perubahan iklim berdampak besar pada curah hujan dan ketersediaan air sehingga memengaruhi potensi mikrohidro kedepannya. Analisis dampak perubahan iklim dan variabilitas iklim pada pembangkit listrik tenaga air sangat penting untuk dilakukan. Studi ini memprediksi besar produksi daya dari PLTMH dalam skenario perubahan iklim dengan prediktor model iklim CanESM5 di wilayah DAS Citarum Hulu – Sub DAS Cikapundung, sebagai salah satu wilayah dataran tinggi yang dinilai potensial untuk pengembangan mikrohidro. Parameter perubahan iklim berupa curah hujan menjadi varibel yang diamati. Digunakan perangkat lunak SDSM dalam metode downscaling. Didapatkan 3 prediktor terpilih yang berbeda-beda untuk masingmasing stasiun hujan. Curah hujan di 5 stasiun memiliki korelasi dengan kelembaban udara ditunjukkan dengan adanya prediktor specific humidity di masing-masing stasiun. Curah hujan prediksi untuk tahun 2024-2053 di masingmasing stasiun hujan yang telah dikoreksi dengan linear scaling dijadikan input ke model hidrologi SWAT untuk mendapatkan debit perkiraan sungai. Penggabungan metode sistem informasi geografis (SIG) dan SWAT memberikan output titik lokasi potensial untuk PLTMH dan prediksi daya. Terdapat setidaknya 3 lokasi potensial pada sub-basin yang sama dengan total potensi daya sebesar 297-512 kW di DAS Cikapundung.