Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management/KM) penting karena banyak manfaat yang
dapat diberikannya bagi sebuah organisasi, seperti peningkatan produktivitas, kualitas,
profitabilitas, dan inovasi. Manajemen Pengetahuan di rumah sakit dan industri kesehatan
sangat penting karena perannya sebagai bisnis yang esensial. Selama pandemi COVID-19,
banyak bisnis tutup tetapi rumah sakit tetap buka dan menjadi salah satu dari sedikit industri
yang tumbuh selama pandemi. Contoh praktik Manajemen Pengetahuan yang berhasil di
bidang kesehatan selama pandemi COVID-19 adalah upaya kolektif dan berbagi pengetahuan
yang membantu dalam penanganan COVID-19 dan pengembangan vaksin COVID-19.
Keberhasilan Manajemen Pengetahuan bergantung pada inisiatif. Evaluasi KM diperlukan
untuk mengetahui inisiatif mana yang paling cocok. Kelompok Rumah Sakit terkemuka di
Indonesia menjadi subjek penelitian ini. Kelompok ini adalah salah satu dari rangkaian Rumah
Sakit terbesar di Indonesia, terdiri dari Kantor Pusat yang mengawasi 40 lebih rumah sakit
dan lebih dari 13.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Direktorat Kualitas,
Keperawatan, dan Pelatihan (QNT) Kantor Pusat Rumah Sakit mengukur kinerja Unit Rumah
Sakit menggunakan Indikator Seluruh Grup (Group Wide Indicator/GWI) yang memantau
kinerja unit rumah sakit berdasarkan tiga kategori: Pelanggan, Proses Internal, dan
Pembelajaran serta Pertumbuhan. GWI dari 40 Unit Rumah Sakit bervariasi satu sama lain.
Variasi tersebut diasumsikan terkait dengan praktik Manajemen Pengetahuan di organisasi
yang belum sepenuhnya diimplementasikan. Untuk memverifikasi asumsi tersebut, dilakukan
penilaian untuk mengetahui kinerja KM saat ini, kesenjangan yang ada, dan inisiatif apa yang
diperlukan untuk mencapai kematangan penuh. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
metode kuantitatif dan kualitatif yang dikumpulkan dari karyawan yang bekerja di direktorat
QNT di Grup Rumah Sakit tersebut. Data kuantitatif dikumpulkan dan dianalisis dengan
menggunakan Kerangka Kematangan KM APO, sedangkan data kualitatif melalui wawancara
dengan karyawan menggunakan serangkaian pertanyaan standar. Penelitian ini
mengkonfirmasi bahwa organisasi belum mencapai kematangan penuh dan masih dalam tahap
penyempurnaan dengan skor 161 dari 210. Tantangan yang dihadapi adalah geografi luas
dari Unit Rumah Sakit, budaya yang berbeda, kemampuan karyawan dari masing-masing
rumah sakit, pergantian karyawan yang sering, kurangnya jalan karier yang jelas, serta tidak
adanya departemen khusus KM. Untuk meningkatkan kinerja KM dari Grup Rumah Sakit,
penulis telah memberikan 10 inisiatif dan solusi bisnis yang fokus pada orang, proses,
teknologi, dan tata kelola. Selain 10 inisiatif tersebut, penulis telah menciptakan 38 inisiatif
KM praktis yang harus dimiliki untuk Grup Rumah Sakit lainnya untuk diimplementasikan
dalam organisasi mereka. Dengan mengikuti inisiatif yang dibuat, Rantai Grup Rumah Sakit
dapat meminimalkan Kesenjangan KM mereka dan mencapai kematangan KM penuh.