digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Alvin Martin
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Alvin Martin
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Alvin Martin
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Alvin Martin
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Alvin Martin
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Alvin Martin
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Alvin Martin
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management/KM) penting karena banyak manfaat yang dapat diberikannya bagi sebuah organisasi, seperti peningkatan produktivitas, kualitas, profitabilitas, dan inovasi. Manajemen Pengetahuan di rumah sakit dan industri kesehatan sangat penting karena perannya sebagai bisnis yang esensial. Selama pandemi COVID-19, banyak bisnis tutup tetapi rumah sakit tetap buka dan menjadi salah satu dari sedikit industri yang tumbuh selama pandemi. Contoh praktik Manajemen Pengetahuan yang berhasil di bidang kesehatan selama pandemi COVID-19 adalah upaya kolektif dan berbagi pengetahuan yang membantu dalam penanganan COVID-19 dan pengembangan vaksin COVID-19. Keberhasilan Manajemen Pengetahuan bergantung pada inisiatif. Evaluasi KM diperlukan untuk mengetahui inisiatif mana yang paling cocok. Kelompok Rumah Sakit terkemuka di Indonesia menjadi subjek penelitian ini. Kelompok ini adalah salah satu dari rangkaian Rumah Sakit terbesar di Indonesia, terdiri dari Kantor Pusat yang mengawasi 40 lebih rumah sakit dan lebih dari 13.000 karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia. Direktorat Kualitas, Keperawatan, dan Pelatihan (QNT) Kantor Pusat Rumah Sakit mengukur kinerja Unit Rumah Sakit menggunakan Indikator Seluruh Grup (Group Wide Indicator/GWI) yang memantau kinerja unit rumah sakit berdasarkan tiga kategori: Pelanggan, Proses Internal, dan Pembelajaran serta Pertumbuhan. GWI dari 40 Unit Rumah Sakit bervariasi satu sama lain. Variasi tersebut diasumsikan terkait dengan praktik Manajemen Pengetahuan di organisasi yang belum sepenuhnya diimplementasikan. Untuk memverifikasi asumsi tersebut, dilakukan penilaian untuk mengetahui kinerja KM saat ini, kesenjangan yang ada, dan inisiatif apa yang diperlukan untuk mencapai kematangan penuh. Penilaian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif yang dikumpulkan dari karyawan yang bekerja di direktorat QNT di Grup Rumah Sakit tersebut. Data kuantitatif dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan Kerangka Kematangan KM APO, sedangkan data kualitatif melalui wawancara dengan karyawan menggunakan serangkaian pertanyaan standar. Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa organisasi belum mencapai kematangan penuh dan masih dalam tahap penyempurnaan dengan skor 161 dari 210. Tantangan yang dihadapi adalah geografi luas dari Unit Rumah Sakit, budaya yang berbeda, kemampuan karyawan dari masing-masing rumah sakit, pergantian karyawan yang sering, kurangnya jalan karier yang jelas, serta tidak adanya departemen khusus KM. Untuk meningkatkan kinerja KM dari Grup Rumah Sakit, penulis telah memberikan 10 inisiatif dan solusi bisnis yang fokus pada orang, proses, teknologi, dan tata kelola. Selain 10 inisiatif tersebut, penulis telah menciptakan 38 inisiatif KM praktis yang harus dimiliki untuk Grup Rumah Sakit lainnya untuk diimplementasikan dalam organisasi mereka. Dengan mengikuti inisiatif yang dibuat, Rantai Grup Rumah Sakit dapat meminimalkan Kesenjangan KM mereka dan mencapai kematangan KM penuh.