digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Alma Dewi Sundari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Alma Dewi Sundari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Alma Dewi Sundari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Alma Dewi Sundari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Alma Dewi Sundari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Alma Dewi Sundari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Alma Dewi Sundari
PUBLIC Open In Flip Book Roosalina Vanina Viyazza

Sektor pertanian, termasuk perikanan dan peternakan, telah memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan secara nsional maupun regional. Provinsi Jambi, sebagai penyumbang 32,60% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), merupakan salah satu provinsi di mana sektor pertanian mendominasi. Sebagai salah satu unit kerja disektor peternakan dan perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan (LFS) Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi, menjalankan tanggung jawab regional di bidang perikanan dan peternakan. LFS bertujuan untuk meningkatkan produksi peternakan dan perikanan lebih dari 10 ton setiap tahunnya. Untuk mencapai tujuan ini, implementasi manajemen pengetahuan menjadi sangat penting untuk meningkatkan kapasitas organisasi dalam merumuskan kebijakan dan peraturan di sektor peternakan dan perikanan. Selain itu, manajemen pengetahuan memainkan peran kunci dalam mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan karyawan, memfasilitasi pertukaran informasi, pengetahuan dan pengalaman antar berbagai bidang, serta memonitor dan mengevaluasi aktivitas dengan menyediakan akses mudah ke informasi terkait kinerja dan hasil sebelumnya. Ini juga mendukung integrasi teknologi dengan membentuk platform untuk berbagi informasi, pengetahuan, praktik terbaik, dan pengalaman terkait aplikasi teknologi di sektor peternakan dan perikanan. Selain itu, implementasi manajemen pengetahuan juga mengatasi tantangan kehilangan pengetahuan dan pengalaman berharga akibat mutasi atau pensiun karyawan di LFS. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran, menggabungkan analisis kuantitatif dengan menggunakan APO KM Assessment Tool dan analisis kualitatif melalui wawancara untuk mengevaluasi praktik manajemen pengetahuan LFS. APO KM Assessment Tool digunakan untuk menentukan tingkat kematangan KM organisasi, yang ditemukan berada pada tingkat "Refinement" dengan skor akumulasi sebesar 170,26. Area yang diidentifikasi untuk perbaikan melibatkan Teknologi, Sumber Daya Manusia, dan KM Proses di dalam LFS. Lebih lanjut, penelitian ini menyarankan bahwa, sebagai bagian dari strategi manajemen pengetahuan LFS, pentingnya mendirikan kebijakan KM formal, struktur tata kelola yang jelas, dan implementasi fungsi KM profesional. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan ketangguhan keseluruhan LFS dalam manajemen pengetahuan.