Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) berperan sangat penting untuk mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi oleh masyarakat secara global. Namun, keberhasilan organisasi-organisasi ini dalam memenuhi misi mereka dan mencapai dampak yang langgeng seringkali terkait erat dengan keberlanjutan dan keandalan pendanaan mereka. Selama bertahuntahun, sumber pendanaan tradisional seperti hibah dan sumbangan menjadi semakin fluktuatif dan kompetitif, mendorong LSM untuk mencari strategi penggalangan dana yang variatif. Diversifikasi sumber pendanaan telah muncul sebagai strategi penting untuk memastikan keberlanjutan organisasi dalam jangka panjang. Dengan meminimalkan ketergantungan pada satu donor atau aliran pendanaan, LSM dapat lebih tahan terhadap fluktuasi ekonomi dan beradaptasi dengan perubahan preferensi donor, memastikan keberhasilan program yang berkelanjutan dan stabilitas operasional (UNDP, 2018; Philanthropy Circuit, 2023).
Di Indonesia, sektor LSM menghadapi tantangan unik, dengan lebih dari 400.000 organisasi terdaftar bersaing untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas, menciptakan lingkungan persaingan yang meningkat untuk pendanaan (LinkLSM, 2021). Banyak LSM Indonesia berjuang dengan keberlanjutan keuangan, sebagian besar karena kurangnya strategi penggalangan dana yang komprehensif dan ketergantungan yang besar pada bantuan internasional, yang telah menurun dalam beberapa tahun terakhir (USAID, 2020). Yayasan Teratai Putih Yogyakarta (YTPY), yang berlokasi di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, merupakan studi kasus dari tantangan tersebut. Selama bertahun-tahun, YTPY sangat bergantung pada satu donor, ChildFund Indonesia, untuk operasional dan programnya. Ketergantungan ini menempatkan organisasi pada risiko yang signifikan, karena setiap perubahan dalam prioritas donor atau pengurangan pendanaan dapat mengurangi kemampuannya untuk mempertahankan layanan dan karyawannya.
Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengidentifikasi inisiatif penggalangan dana yang paling sesuai untuk YTPY menggunakan metode AHP serta mengusulkan strategi yang akan memungkinkan organisasi menjadi lebih tangguh dan berkelanjutan. Selain itu, tesis ini juga bertujuan untuk menunjukkan bahwa diversifikasi pendanaan bukan hanya tentang memperoleh pendapatan tambahan, tetapi juga meningkatkan kemandirian dan kredibilitas organisasi. Dengan mengurangi ketergantungan pada satu donor, YTPY dapat mengurangi kerentanannya terhadap risiko eksternal, memperoleh fleksibilitas yang lebih besar dalam pengambilan keputusan, dan meningkatkan kemampuannya untuk merespons kebutuhan masyarakat.
Diversifikasi ini akan memungkinkan YTPY untuk berkembang dalam lingkungan pendanaan yang semakin menantang, memastikan YTPY dapat melanjutkan pekerjaannya yang berharga dalam mendukung anak-anak dan komunitas yang rentan.