Tenaga kerja global menghadapi tantangan besar akibat pandemi COVID-19, yang
mengakibatkan gangguan di berbagai industri. Selain dampak nyata dari
perampingan dan PHK, total remunerasi dianggap sebagai faktor penting dalam
mempertahankan talenta dalam organisasi. Oleh karena itu, memahami penciptaan
strategis paket-paket ini dan memahami faktor-faktor yang menarik talenta untuk
tetap bekerja atau bergabung dengan perusahaan menjadi suatu keharusan. Untuk
mengungkap seluk-beluk kriteria dalam konteks ini, penelitian ini menggunakan
Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk memfasilitasi analisis dan penentuan
prioritas faktor-faktor baik dari sudut pandang pengusaha maupun pekerja. Studi
ini melakukan wawancara terstruktur dengan sekelompok 3 (tiga) pengambil
keputusan yang bertanggung jawab atas total imbalan di perusahaannya masingmasing. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan memahami kriteria yang
relevan, yaitu Short-Term Financial, Long-Term Financial, Flexibility, dan Future
Development.
Pengujian model AHP melibatkan 3 (tiga) peserta dari manajemen tingkat atas dan
10 (sepuluh) peserta tingkat pekerja, memberikan pandangan dari sisi pemberi kerja
dan pekerja. Temuan penelitian ini menekankan kesamaan pendapat mengenai
pentingnya competitive salary pada aspek Short-Term Financial, sesuai dengan
pandangan pemberi kerja dan pekerja. Namun, pemberi kerja melihat pertimbangan
Long-Term Financial sebagai elemen penting dari remunerasi total karena
berkaitan dengan keberlangsungan bisnis, sedangkan pekerja menekankan
pentingnya Flexibility sebagai elemen kunci dalam menjaga keseimbangan antara
kehidupan profesional dan personal. Studi ini juga menunjukkan pentingnya aspek
Future Development dari pihak pemberi kerja dan pekerja. Pekerja memilih career
mobility dibandingkan dengan development budget untuk Pendidikan informal.
Penelitian ini dapat menjadi titik awal bagi pemberi kerja dapat menjadi dasar untuk
menyusun kembali strategi dan kebijakan dalam konteks bisnis yang terus berubah.