digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teknologi Tepat Guna (TTG) dirancang untuk dapat menggantikan pekerjaan manual dan meningkatkan produktivitas usaha kecil menengah. Akan tetapi, teknologi yang berkembang karena keterbatasan biaya berdampak pada kualitas desain dan penerimaannya yang cenderung rendah. Saat ini, belum ada indikator yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas dari desain TTG berdasarkan respon fisiologis manusia sebagai pengguna untuk representasi usabilitas dari TTG. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi efektivitas alat ukur fisiologis yang memanfaatkan pemantauan pada detak jantung (Heart Rate Monitor) dan gelombang otak untuk mengevaluasi usabilitas alat TTG yang tergambar pada beban kerja ketika mengoperasikan TTG. Beberapa indikator didapatkan dari pemantauan detak jantung (baik pada domain waktu maupun pada domain frekuensi) dan gelombang otak digunakan untuk mengevaluasi dua mesin TTG yang merepresentasikan mesin agrikultural yang “telah mendekati kriteria ergonomis” dan “belum memenuhi kriteria ergonomis”. Enambelas partisipan terlibat dalam penelitian ini dimana mereka mengoperasikan kedua mesin. Pekerjaan yang dilakukan adalah pengolahan tepung jagung menjadi mi mentah menggunakan ekstruder. Selain itu, indikator subjektif turut digunakan, yaitu kuesioner Rating Scale Mental Effort (RSME). Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan beban kerja yang secara signifikan dirasakan oleh partisipan ketika menggunakan kedua mesin. Indikator HRV yang berhasil mendeteksi adanya perbedaan beban kerja baik ketika membandingkan kedua mesin dan ketika membandingkan kondisi awal dengan kondisi ketika pemrosesan adalah SNS dan pNN50 sedangkan pada gelombang otak, indikator yang medeteksi adanya perbedaan beban kerja yang dirasakan partisipan adalah gelombang alfa, beta, dan teta. Kedepannya, hasil penelitian ini dapat memberikan data objektif dalam mengevaluasi aspek usabilitas TTG.