digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Agar dapat terus beradaptasi pada era Industri 4.0, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia selaku perusahaan yang bergerak di sektor industri otomotif, memprioritaskan adopsi smart office melalui digitalisasi pada berbagai proses bisnisnya, salah satunya pada pengembangan sumber daya manusia melalui Toyota Learning Center (TLC). Saat ini, TLC telah menerapkan berbagai digitalisasi yang berhasil meningkatkan efisiensi pelatihan sumber daya manusia, salah satunya melalui penerapan pelatihan berbasis virtual reality (VR) untuk pekerjaan welding dan safety induction. Melihat kelebihan dari penerapan VR terhadap pelatihan kedua pekerjaan ini, TLC memiliki target untuk menambahkan modul pelatihan virtual untuk pekerjaan perakitan agar dapat meminimasi waste dan biaya operasional secara berkelanjutan. Namun, pihak manajemen belum mengetahui pengaruh pemanfaatan pelatihan perakitan terhadap kemampuan kognitif pekerja. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan pelatihan perakitan berbasis VR terhadap kemampuan kognitif operator perakitan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen between-subjects terhadap dua kelompok independen yang mendapatkan pelatihan perakitan secara konvensional melalui penampilan video dan dengan VR. Eksperimen diawali dengan pemberian pelatihan dengan metode berbeda untuk kedua kelompok dan dilanjutkan dengan pengujian perakitan terhadap model produk tripod. Pada sesi pengujian, dilakukan pengukuran parameter performa kerja melalui pengukuran durasi penyelesaian perakitan. Selanjutnya, dilakukan pengukuran parameter beban kerja mental melalui formulir NASA TLX, pengukuran daya ingat kerja melalui formulir post test, dan pengukuran tingkat usabilitas sistem eksisting melalui formulir SUS. Dan yang terakhir, dilakukan perhitungan korelasi antara parameter performa kerja dan daya ingat kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan perakitan secara konvensional menghasilkan performa kerja yang lebih baik secara signifikan. Namun, didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara beban kerja mental dan daya ingat kerja dari kedua kelompok. Selanjutnya, didapat bahwa sistem eksisting yang digunakan pada penelitian dinilai dapat diterima oleh partisipan. Adapun didapat bahwa terdapat korelasi linear positif yang sangat kuat antara parameter performa kerja dan daya ingat kerja. Harapannya, penelitian ini dapat menyediakan insight yang dapat membantu pihak manajemen perusahaan terkait konsiderasinya dalam menerapkan VR sebagai media pelatihan perakitan.