Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan
Agar dapat terus beradaptasi pada era Industri 4.0, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
selaku perusahaan yang bergerak di sektor industri otomotif, memprioritaskan adopsi smart
office melalui digitalisasi pada berbagai proses bisnisnya, salah satunya pada pengembangan
sumber daya manusia melalui Toyota Learning Center (TLC). Saat ini, TLC telah menerapkan
berbagai digitalisasi yang berhasil meningkatkan efisiensi pelatihan sumber daya manusia, salah
satunya melalui penerapan pelatihan berbasis virtual reality (VR) untuk pekerjaan welding dan
safety induction. Melihat kelebihan dari penerapan VR terhadap pelatihan kedua pekerjaan ini,
TLC memiliki target untuk menambahkan modul pelatihan virtual untuk pekerjaan perakitan agar
dapat meminimasi waste dan biaya operasional secara berkelanjutan. Namun, pihak manajemen
belum mengetahui pengaruh pemanfaatan pelatihan perakitan terhadap kemampuan kognitif
pekerja. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan pelatihan
perakitan berbasis VR terhadap kemampuan kognitif operator perakitan.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan eksperimen between-subjects terhadap dua kelompok
independen yang mendapatkan pelatihan perakitan secara konvensional melalui penampilan
video dan dengan VR. Eksperimen diawali dengan pemberian pelatihan dengan metode berbeda
untuk kedua kelompok dan dilanjutkan dengan pengujian perakitan terhadap model produk tripod.
Pada sesi pengujian, dilakukan pengukuran parameter performa kerja melalui pengukuran durasi
penyelesaian perakitan. Selanjutnya, dilakukan pengukuran parameter beban kerja mental
melalui formulir NASA TLX, pengukuran daya ingat kerja melalui formulir post test, dan
pengukuran tingkat usabilitas sistem eksisting melalui formulir SUS. Dan yang terakhir,
dilakukan perhitungan korelasi antara parameter performa kerja dan daya ingat kerja.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan perakitan secara konvensional menghasilkan
performa kerja yang lebih baik secara signifikan. Namun, didapatkan bahwa tidak terdapat
perbedaan signifikan antara beban kerja mental dan daya ingat kerja dari kedua kelompok.
Selanjutnya, didapat bahwa sistem eksisting yang digunakan pada penelitian dinilai dapat
diterima oleh partisipan. Adapun didapat bahwa terdapat korelasi linear positif yang sangat kuat
antara parameter performa kerja dan daya ingat kerja. Harapannya, penelitian ini dapat
menyediakan insight yang dapat membantu pihak manajemen perusahaan terkait konsiderasinya
dalam menerapkan VR sebagai media pelatihan perakitan.