digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) 6 menyatakan agar mencapai akses air minum dan sanitasi yang aman dan merata. Sanitasi yang aman sangat penting untuk menjaga kesejahteraan lingkungan, Kesehatan dan memajukan ekonomi. Untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada LMICs dibutuhkan pendekatan yang tepat. Hal ini menjadi temuan pada Atlanta Workshop yang menghasilkan konsep yaitu Citywide Inclusive Sanitation (CWIS). Citywide Inclusive Sanitation (CWIS) diperkenalkan sebagai pendekatan untuk sanitasi perkotaan di mana semua penduduk kota (termasuk yang paling rentan) memiliki akses yang setara terhadap layanan sanitasi yang memadai, terjangkau, dan lebih baik dengan mempertimbangkan berbagai pilihan teknologi dan model pada seluruh rantai pelayanan sanitasi. CWIS mempromosikan kesetaraan dengan mengakui tantangan sanitasi di LMICs dan menjangkau yang paling rentan melalui pendekatan berbeda yang menyesuaikan solusi yang sesuai dengan kondisi setempat. Pembaruan pada penelitian ini terletak pada pendekatan yang dilakukan untuk mengimplementasikan Citywide Inclusive Sanitation (CWIS). Dimana pada penelitian sebelumnya menjabarkan mengenai elemen dari CWIS dan penelitian ini akan membahas menganalisis dari sudut pandang stakeholder dan kebijakan untuk mengidentifikasi tantangan dan kesempatan dalam pengimplementasian CWIS dengan fokus pada kesetaraan dan inklusif terkhususnya di Indonesia. Dengan melakukan Qualitative Document analysis dan in-depth interview dengan beberapa stakeholder yang terlibat termasuk populasi yang terpinggirkan dan rentan, Penelitian ini bertujuan untuk merekomendasikan serangkaian kriteria penerapan sanitasi inklusif yang dapat digunakan untuk memandu kebijakan dan praktik. Dimasukkannya masyarakat marginal dan kelompok rentan dalam analisis pemangku kepentingan dan proses wawancara merupakan aspek unik dari penelitian ini, yang dapat berkontribusi pada pengembangan sistem sanitasi yang lebih adil dan inklusif. Ditemukan bahwa peraturan dan kebijakan yang berlaku telah mendukung implementasi sanitasi perkotaan yang inklusif.