Kekurangan minyak dimulai pada tahun 2015 karena kurangnya investasi yang
disebabkan oleh kebijakan ESG. Perusahaan minyak membutuhkan dana untuk
membiayai kilang, rig, dan eksplorasi baru mereka karena sebagian besar negara
barat beralih dari minyak ke energi alternatif.
Ketidakstabilan geopolitik dan ekonomi, ketakutan akan penurunan, dan kenaikan
inflasi telah merugikan pasar jasa Minyak dan Gas di seluruh dunia Sejak Rusia
menginvasi Ukraina pada tahun 2022, harga minyak naik menjadi USD122/barel
untuk WTI dan USD128/barel untuk Brent. WTI turun menjadi USD80/barel dan
Brent menjadi USD86/barel pada tahun 2022, meskipun terjadi volatilitas pada
pertengahan tahun. PT Elnusa Tbk merupakan perusahaan jasa perminyakan
terintegrasi melalui anak perusahaannya yang menawarkan jasa meliputi data
geofisika, pengeboran, dan jasa ladang minyak. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengevaluasi kinerja keuangan, menilai dan memberikan rekomendasi
kepada ELSA mengenai kasnya. Dua metode penilaian digunakan untuk
memperkirakan nilai intrinsik ELSA: penilaian absolut dan penilaian relatif. Model
Discounted Cash Flow to the Firm (DCF) digunakan untuk penilaian absolut,
sedangkan metode Price to Book Value (PBV) dan Price to Earning Ratio (P/E
Ratio) digunakan untuk penilaian relatif. Kebijakan dividen dan proyeksi pembelian
kembali saham dilakukan untuk mencari keputusan terbaik bagi ELSA. Mengacu
pada valuasi absolut, nilai intrinsik ELSA diperkirakan sebesar Rp639/saham.
Mengacu pada penilaian relatif menggunakan metode PBV dan P/E, nilai intrinsik
ELSA dihitung sebesar Rp 564/saham. Angka tersebut jauh lebih tinggi
dibandingkan harga ELSA saat ini yang berada di Rp 378/saham, sehingga
memberikan margin keamanan yang relatif tinggi. Pada tahap selanjutnya ELSA
akan tetap membagikan dividen kepada pemegang saham. Dengan ELSA DPR
33,25% dalam 10 tahun ELSA akan memiliki 4.756.289 juta dalam 10 tahun dan
uang tunai tersebut dapat digunakan untuk ekspansi atau diversifikasi.