COVER Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Best Before adalah sebuah seri karya yang memuat upaya penulis untuk
mengangkat gagasan yaitu keberjalanan waktu dalam proses keseharian yang
terlewati, melalui konsep visual yang merujuk pada proses pembusukan buah
pisang. Pembuatan karya ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis dalam
teknis pengerjaan karya yang bersifat labor intensive sebagai implementasi dari
praktek mindfulness dalam proses kekaryaan. Penulis memperdalam ketertarikan
tersebut melalui pengembangan gagasan yang diangkat dalam tugas akhir ini, yaitu
pemaknaan proses yang meliputi elemen keberjalanan waktu dan kehadiran
manusia. Dalam memaknai proses, penulis memilih untuk menelusuri proses
keseharian yang melibatkan objek yang bersinggungan dengan kebutuhan primer
manusia yaitu bahan pangan. Untuk mengangkat aspek terlewatinya waktu dalam
proses keseharian yang melibatkan bahan pangan, penulis memilih untuk
memaknai proses pembusukan makanan khususnya buah pisang. Konsep visual
pada karya ini memperlihatkan akibat dari hilangnya perhatian atau kesadaran
terhadap bahan pangan hingga akhirnya membusuk dan tidak dapat dimanfaatkan
lagi sesuai nilai fungsinya pada awal. Pemilihan pisang sebagai objek pembusukan
didasari oleh keunikan yang dimiliki pisang untuk mengindikasi tahap pematangan
dan umur simpannya yang secara umum dapat dipahami oleh masyarakat yaitu titiktitik
lebam. Sehingga, dalam karya ini terlewatinya waktu seolah terekam oleh titiktitik
lebam pada pisang yang seiring waktu akan terus bertambah. Gagasan ini
terimplementasi dalam konsep visual, teknis pengerjaan karya, dan cara penyajian
karya.
Dalam membangun konsep visual yang merepresentasikan tahap pembusukan buah
pisang, penulis terlebih dahulu melakukan observasi proses pembusukan pisang
secara langsung. Hasil dokumentasi dari proses observasi tersebut menjadi referensi
konsep visual karya melalui proses pembuatan sketsa. Kemudian, pemilihan teknis
pengerjaan karya didasari oleh pemaknaan proses yang mencakupi dua elemen
yaitu keberjalanan waktu dan kehadiran manusia. Kedua elemen tersebut menjadi
rujukan atas masing- masing teknis yaitu elemen keberjalanan waktu yang
terimplementasikan melalui teknik dalam seni grafis yaitu cetak reduksi, dan
elemen kehadiran manusia melalui teknik drawing yaitu stippling. Setiap karya
dalam seri ini merepresentasikan tahap-tahap proses pembusukan pisang yang dirangkum menjadi lima tahap representasional. Sebagai penitikberatan dari aspek
linier yang mendasari proses perubahan kondisi objek pembusukan, format
penyajian dari karya-karya ini berbentuk rangkaian yang linier.
Konsep visual yang memuat tahap- tahap representasional dari proses pembusukan
buah pisang adalah visualisasi dari keberjalanan waktu yang diindikasi oleh
perubahan kondisi dari material objek. Rentetan perubahan fisik yang dapat
dipersepsikan secara visual dan memperlihatkan kondisi awal serta akhir objek
pembusukan, merujuk kepada aspek linier dari keberjalanan waktu yang ditemui
dalam lingkup proses keseharian. Pada proses pembusukan pisang, indikator dari
berkurangnya umur simpan pisang hingga mencapai kondisi membusuk adalah
titik-titik lebam pada kulit pisang yang seiring waktu akan menutupi seluruh
permukaan pisang. Dalam mengeksekusi konsep visual ini, penulis menggunakan
teknik cetak reduksi untuk mencetak karya-karya yang merepresentasikan tahapan
dalam proses pembusukan buah pisang, yang kemudian difinalisasi dengan
penggambaran titik-titik lebam melalui teknik stippling. Dari perujukan setiap
elemen pada masing-masing teknik pengerjaan karya, terdapat perbedaan pada
aspek kesegeraan dalam kedua tahap proses image-making. Perbedaan tersebut
terletak pada proses image-making dalam teknik cetak reduksi yang terjadi pada
permukaan matriks yang berperan sebagai mediator, dan proses image-making dari
teknik stippling yang bersifat gestural sehingga pembubuhan elemen drawing pada
karya cetak bersifat segera dan tanpa mediasi. Melalui konsep visual, teknis
pengerjaan, dan cara penyajian karya, seri Best Before merepresentasikan tahaptahap
dari proses pembusukan pisang sebagai upaya untuk menghadirkan kesadaran
mengenai keberjalanan waktu yang terlewati tanpa adanya pemaknaan, melalui
tema pokok karya yang mengungkit proses pembusukan sebagai proses keseharian
yang terlewati dan terlupakan. Seri karya ini diberi judul Best Before yang di
adaptasi dari istilah yang digunakan pada label yang terdapat pada kemasan
makanan untuk menginformasikan umur simpan serta tanggal kadaluarsa bahan
pangan tersebut. Judul ini menggambarkan kondisi yang seharusnya pisang tersebut
dapat dikonsumsi yaitu sebelum umur simpannya habis.