digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Anggitta Ramadhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Best Before adalah sebuah seri karya yang memuat upaya penulis untuk mengangkat gagasan yaitu keberjalanan waktu dalam proses keseharian yang terlewati, melalui konsep visual yang merujuk pada proses pembusukan buah pisang. Pembuatan karya ini dilatar belakangi oleh ketertarikan penulis dalam teknis pengerjaan karya yang bersifat labor intensive sebagai implementasi dari praktek mindfulness dalam proses kekaryaan. Penulis memperdalam ketertarikan tersebut melalui pengembangan gagasan yang diangkat dalam tugas akhir ini, yaitu pemaknaan proses yang meliputi elemen keberjalanan waktu dan kehadiran manusia. Dalam memaknai proses, penulis memilih untuk menelusuri proses keseharian yang melibatkan objek yang bersinggungan dengan kebutuhan primer manusia yaitu bahan pangan. Untuk mengangkat aspek terlewatinya waktu dalam proses keseharian yang melibatkan bahan pangan, penulis memilih untuk memaknai proses pembusukan makanan khususnya buah pisang. Konsep visual pada karya ini memperlihatkan akibat dari hilangnya perhatian atau kesadaran terhadap bahan pangan hingga akhirnya membusuk dan tidak dapat dimanfaatkan lagi sesuai nilai fungsinya pada awal. Pemilihan pisang sebagai objek pembusukan didasari oleh keunikan yang dimiliki pisang untuk mengindikasi tahap pematangan dan umur simpannya yang secara umum dapat dipahami oleh masyarakat yaitu titiktitik lebam. Sehingga, dalam karya ini terlewatinya waktu seolah terekam oleh titiktitik lebam pada pisang yang seiring waktu akan terus bertambah. Gagasan ini terimplementasi dalam konsep visual, teknis pengerjaan karya, dan cara penyajian karya. Dalam membangun konsep visual yang merepresentasikan tahap pembusukan buah pisang, penulis terlebih dahulu melakukan observasi proses pembusukan pisang secara langsung. Hasil dokumentasi dari proses observasi tersebut menjadi referensi konsep visual karya melalui proses pembuatan sketsa. Kemudian, pemilihan teknis pengerjaan karya didasari oleh pemaknaan proses yang mencakupi dua elemen yaitu keberjalanan waktu dan kehadiran manusia. Kedua elemen tersebut menjadi rujukan atas masing- masing teknis yaitu elemen keberjalanan waktu yang terimplementasikan melalui teknik dalam seni grafis yaitu cetak reduksi, dan elemen kehadiran manusia melalui teknik drawing yaitu stippling. Setiap karya dalam seri ini merepresentasikan tahap-tahap proses pembusukan pisang yang dirangkum menjadi lima tahap representasional. Sebagai penitikberatan dari aspek linier yang mendasari proses perubahan kondisi objek pembusukan, format penyajian dari karya-karya ini berbentuk rangkaian yang linier. Konsep visual yang memuat tahap- tahap representasional dari proses pembusukan buah pisang adalah visualisasi dari keberjalanan waktu yang diindikasi oleh perubahan kondisi dari material objek. Rentetan perubahan fisik yang dapat dipersepsikan secara visual dan memperlihatkan kondisi awal serta akhir objek pembusukan, merujuk kepada aspek linier dari keberjalanan waktu yang ditemui dalam lingkup proses keseharian. Pada proses pembusukan pisang, indikator dari berkurangnya umur simpan pisang hingga mencapai kondisi membusuk adalah titik-titik lebam pada kulit pisang yang seiring waktu akan menutupi seluruh permukaan pisang. Dalam mengeksekusi konsep visual ini, penulis menggunakan teknik cetak reduksi untuk mencetak karya-karya yang merepresentasikan tahapan dalam proses pembusukan buah pisang, yang kemudian difinalisasi dengan penggambaran titik-titik lebam melalui teknik stippling. Dari perujukan setiap elemen pada masing-masing teknik pengerjaan karya, terdapat perbedaan pada aspek kesegeraan dalam kedua tahap proses image-making. Perbedaan tersebut terletak pada proses image-making dalam teknik cetak reduksi yang terjadi pada permukaan matriks yang berperan sebagai mediator, dan proses image-making dari teknik stippling yang bersifat gestural sehingga pembubuhan elemen drawing pada karya cetak bersifat segera dan tanpa mediasi. Melalui konsep visual, teknis pengerjaan, dan cara penyajian karya, seri Best Before merepresentasikan tahaptahap dari proses pembusukan pisang sebagai upaya untuk menghadirkan kesadaran mengenai keberjalanan waktu yang terlewati tanpa adanya pemaknaan, melalui tema pokok karya yang mengungkit proses pembusukan sebagai proses keseharian yang terlewati dan terlupakan. Seri karya ini diberi judul Best Before yang di adaptasi dari istilah yang digunakan pada label yang terdapat pada kemasan makanan untuk menginformasikan umur simpan serta tanggal kadaluarsa bahan pangan tersebut. Judul ini menggambarkan kondisi yang seharusnya pisang tersebut dapat dikonsumsi yaitu sebelum umur simpannya habis.