digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Megaproyek telah menjadi salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam pengembangan infrastruktur perkotaan di berbagai negara. Tujuan utama dari megaproyek ini adalah untuk meningkatkan perekonomian dan peningkatan kualitas kota, sehingga kota-kota tersebut dapat bersaing sejajar dengan kota-kota lain di seluruh dunia. Kegagalan atau keberhasilan dalam pelaksanaannya akan memiliki dampak yang signifikan terhadap struktur ruang, kondisi sosial ekonomi, dan lingkungan kota, bahkan hingga pada tingkat nasional. Studi atas keberhasilan atau kegagalan megaproyek sering kali dianalisis dari sudut pandang manajemen, yang berfokus pada pencapaian target biaya, waktu, dan kinerja (iron triangle). Namun, bukti empiris menunjukkan bahwa mencapai tujuan tersebut sering kali menjadi tantangan yang besar, dikarenakan skala proyek yang besar dan tingkat kompleksitas yang tinggi, yang merupakan karakteristik utama dari megaproyek. Megaproyek hampir selalu melibatkan keputusan politis, sehingga studi kelayakan dan pra-studi lain yang disusun seringkali hanya menjadi formalitas, sedangkan proyek tersebut akan tetap berlanjut selama kekuasaan yang berwenang masih mendorong untuk melanjutkan pembangunannya. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan kompleksitas yang terdapat dalam perencanaan megaproyek, terutama dalam fokus perubahan dan dinamika yang terjadi dalam proses perencanaan serta peran aktor yang terlibat dalam menentukan jalannya perencanaan. Penelitian ini berfokus pada kasus Megaproyek Transportasi (MT), dengan menggunakan studi kasus Moda Raya Terpadu Jakarta dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Metode penelitian meliputi pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data teknis melalui dokumen, berita, wawancara, dan observasi lapangan. Dengan menerapkan pendekatan teori kompleksitas, studi ini melengkapi metode perencanaan yang bersifat rasional yang sebelumnya masih kesulitan menjelaskan sifat dinamis dan rumitnya perencanaan MT. Teori perencanaan saat ini cenderung melihat kompleksitas perencanaan megaproyek hanya dari sudut pandang teknis-rasional semata, yang masih memiliki pemahaman terbatas mengenai kompleksitas yang melekat dalam proses perencanaan MT.. Studi ini menyimpulkan bahwa pada hakikatnya perencanaan MT adalah proses yang terkait dengan waktu, tidak statis, terbuka, dan non linier. Aspek yangii mempengaruhi perencanaan MT sangat beragam dan memiliki ketergantungan satu sama lain. Peranan aktor meskipun mengikuti tupoksi namun bersifat dinamis dan berperan sebagai agen perubahan. Dinamika yang cepat mendorong aktor untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi untuk menyesuaikan keterbatasan sumber daya. Hal ini menyebabkan target yang telah ditentukan di awal selalu bergeser dan berubah, perencanaan selalu mengalami pengkinian dengan metode dan pendekatan yang berubah-ubah. Perencanaan mengalami adaptasi, ko-evolusi dan proses tahapan perencanaan yang bergerak tidak linier, pararel, dan bolak balik. Dominasi pemerintah dan tekanan politis mempengaruhi sistem perencanaan tata ruang melalui berbagai kebijakan. Perencanaan rasional berfokus pada proses dan peranan aktor intrasubyektif dengan perencanaan berada diantara spektrum rasional teknis dan rasional komunikatif.