digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Syifa Nailufar Rohman
PUBLIC Yati Rochayati

COVER Syifa Nailufar Rohman
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 1 Syifa Nailufar Rohman
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 2 Syifa Nailufar Rohman
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 3 Syifa Nailufar Rohman
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 4 Syifa Nailufar Rohman
PUBLIC Yati Rochayati

BAB 5 Syifa Nailufar Rohman
PUBLIC Yati Rochayati

PUSTAKA Syifa Nailufar Rohman
PUBLIC Yati Rochayati

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis gelombang bunyi 10 vokal alofon dari Bahasa Jawa sebagai bahasa etnis yang paling banyak digunakan dan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Kami memetakank arakteristik akustik berdasarkan frekuensi fundamental dan frekuensi forman (dari forman pertama hingga ke - empat) dari 10 vokal alofon [a], [i], [I], [e], [?], [?], [?] , [o], [U], dan [u]. Dari berbagai dialek yang ada di tanah air, kami memilih penutur bahasa Jawa dari Desa Ngemplak Kidul, sedangkan penutur Bahasa Indonesia dipilih dari Cikini, Jakarta Pusat. Sebanyak 120 sampel terlibat yang terdiri dari 60 laki-laki dan 60 perempuan berusia 16-17 tahun. Kami merekam suara sampel saat mengucapkan setiap vokal selama 3 detik. Kemudian, data diolah menggunakan Fast Fourier Transform menggunakan aplikasi Praat 6.0.25 untuk mendapatkan frekuensi dasar dan frekuensi forman. Kami menggunakan Equal Variance TwoTailed T-Test untuk mengukur kesamaan vokal dari 45 pasangan vokal dan kesamaan vokal antara penutur Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Menggunakan taraf signifikan ? < 0,05, hasil penelitian menunjukkan bahwa 68,75 persen frekuensi dasar dan frekuensi forman vokal antara penutur Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia tidak terbedakan. Nilai frekuensi dasar penutur Bahasa Jawa lebih tinggi dibandingkan penutur Bahasa Indonesia. Rerata frekuensi dasar pada penutur Bahasa Jawa usia 16-17 tahun untuk laki-laki adalah 136,5 Hz dan 249,7 Hz untuk perempuan. Sedangkan, frekuensi dasar penutur Bahasa Indonesia laki-laki sebesar 128,9 Hz dan perempuan 244,3 Hz. Penutur Bahasa Indonesia laki-laki mempunyai frekuensi forman pertama dan kedua lebih tinggi dibandingkan penutur bahasa Jawa. Sedangkan pada perempuan, forman ke - empat penutur Bahasa Jawa lebih tinggi dibandingkan penutur Bahasa Indonesia. Melalui penelitian ini 10 vokal alofon tersebut dapat dipetakan sehingga dapat dijadikan acuan dalam dunia akademis.