Standar perencanaan dan pembebanan jembatan di Indonesia telah mengalami
beberapa kali perubahan terutama pada aspek perencanaan beban gempa, dengan
perubahan terakhir pada tahun 2016 yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI)
2833:2016 tentang perencanaan jembatan terhadap beban gempa dan SNI 1725:2016
tentang pembebanan jembatan.
Studi ini hendak mengambil studi kasus jembatan yang berada di Sulawesi Utara yang
memiliki konstruksi jembatan concrete I girder dengan 6 bentang dengan 5 buah pier
(P1, P2, P3, P4 dan P5) serta 2 buah abutmen (A1 dan A2). Struktur pier pada
jembatan ini dalam arah longitudinal merupakan struktur single pier dan untuk arah
transversal merupakan struktur pier portal dengan memiliki 2 jenis tumpuan pada
girdernya, yaitu tumpuan simple span serta tumpuan continuous. Jembatan
dimodelkan secara keseluruhan dengan karakteristik pembebanan untuk jembatan
berdasarkan SNI 1725:2016 dan perencanaan jembatan terhadap beban gempa
berdasarkan SNI 2833:2016, setelahnya dilakukan analisis elastik terhadap pier (P1,
P2, P3, P4 dan P5) untuk mengetahui kapasitas penampang pier. Federal Highway
Administration’s (FHWA) mensyaratkan jembatan diuji berdasarkan 2 level gempa
yaitu terhadap level gempa 1000 Tahun (beban gempa maksimum) dan terhadap level
gempa 100 Tahun (beban gempa frekuen). Selanjutnya kinerja jembatan dihitung
dengan 2 pendekatan yakni pendekatan regangan (National Cooperative Highway
Research Program/NCHRP 440 dan 949) dan pendekatan rotasi (American Society
Of Civil Engineers/ASCE 41-17).
Penilaian terhadap jembatan eksisting ini dilakukan dengan mengevalusi kinerjanya
dengan metoda Non Linear Time History Analysis (NLTHA), studi ini hendak
membandingkan pendekatan regangan (NCHRP 440 dan 949) dan pendekatan rotasi
(american society of civil engineers/ASCE 41-17) terhadap beban gempa 1000 Tahun
dan 100 Tahun yang sudah dilakukan penskalaan/matching terhadap 3 buah ground
motion yaitu Shallow Crustal, Benioff Dan Megathrust.