digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Target produksi minyak yang merupakan salah satu key performance indicator (KPI) Lapangan ABC tidak tercapai dalam 5 tahun terakhir. Hal tersebut diakibatkan oleh penurunan alami (natura decline) produksi minyak yang tidak dapat dipertahankan dengan baik. Penurunan produksi dari sumur-sumur yang berproduksi menggunakan Electric Submersible Pump (ESP) berkontribusi besar terhadap tidak tercapainya produksi minyak, yang mengakibatkan kehilangan produksi sebesar 235,330 barrel minyak. Kehilangan produksi tersebut akibat ESP sering bermasalah. Tujuan dari tugas akhir ini adalah melakukan evaluasi untuk menemukan akar penyebab sering terjadinya kerusakan ESP, dan mengusulkan solusi terbaik untuk meningkatkan kinerja ESP guna menghilangkan atau meminimalkan kerugian yang dialami Perusahaan. Penelitian menggunakan metode Six Sigma DMAIC, yang telah banyak digunakan dan terbukti dapat meningkatkan kinerja operasi di berbagai sektor bisnis. Prosedur perbaikan dilakukan dengan mengikuti tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, Control. Penentuan solusi terbaik dilakukan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat 3 komponen bawah permukaan yang sering mengalami kerusakan yaitu pompa, motor, dan downhole cable, akibat terjadinya overcurrent. Untuk mengukur kinerja proses, digunakan parameter ESP run life. Rata-rata ESP run life adalah 201 hari, dengan standar deviasi 134 hari. ESP run life minimum adalah 120 hari. Nilai rata-rata sudah berada di atas batas minimum, namun masih terdapat 39% di bawah batas. Nilai capability indeks (Cpk) adalah 0,19, yang menunjukkan bahwa kinerja proses belum memenuhi spesifikasi, karena masih terdapat ESP yang beroperasi di bawah target minimum. Sigma level proses adalah 2,11 yang dapat dikategorikan sebagai non-kompetitif. Identifikasi akar penyebab masalah dilakukan dengan Analisa sebab-akibat. Dilakukan juga Analisis Risiko untuk mengetahui risiko dan dampak yang dapat mengakibatkan rendahnya ESP run life. Hasil analisa menunjukkan bahwa tingginya gas kandungan yang diproduksikan dari dalam sumur merupakan penyebab utama rendahnya ESP run life. Produksi gas yang tinggi beresiko menyebabkan kegagalan pompa, gas lock, arus berlebih, dan kegagalan motor. Penentuan solusi terbaik dilakukan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Diperoleh hasil bahwa penggunaan Tapered Pump merupakan solusi terbaik untuk mengatasi rendahnya ESP run life di Lapangan ABC. Tapered Pump dipilih dengan beberapa pertimbangan, yaitu: biaya, safety, keberlangsungan produksi, deliverability, dan ketersediaan fasilitas. Untuk memastikan bahwa solusi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka beberapa hal perlu dilakukan, yaitu: akuisisi data, perencanaan material, alokasi rig, dan rapat koordinasi. Analisa Cost and Benefit dilakukan untuk mengidentifikasi manfaat penggunaan Tapered Pump. Penggunaan Tapered Pump dapat memperpanjang ESP run life, dan memberikan rasio pendapatan terhadap biaya sebesar 2,14, yang berarti bahwa diperoleh pendapatan dua kali lipat dari biaya yang dikeluarkan, serta dapat memberikan keuntungan sebesar USD 2,683,487. Penggunaan Tapered Pump dapat mencegah kerugian dan meningkatkan pendapatan Perusahaan