digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Salah satu produk turunan minyak kelapa sawit yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah karotenoid. Minyak kelapa sawit memiliki kandungan karotenoid lima belas sampai tiga ratus kali lebih banyak dafipada wortel. Penelitian ini bertujuan mendapatkan data kinerja proses desorpsi ß-karoten melalu perbandingan metode Soxhlet dan maserasi dengan adsorben kaolin hasil optimasi penelitian sebelumnya serta karakterisasi ß-karoten yang diperoleh. Dari hasil penelitian sebelumnya, diperoleh kondisi optimum penjerapan minyak kelapa sawit dengan menggunakan kaolin sebagai adsorben yaitu pada suhu 60 oc selama 1 jam dengan persen penjerapan sebesar 72,03%. Minyak kelapa sawit dikarakterisasi dan direaksikan secara transesterifikasi. Hasil reaksi ini dijerap dengan kaolin dan adsorben didesorpsi menggunakan metode Soxhlet dengan pelarut eter dan maserasi dengan pelarut n-heksana. Hasil desorpsi dimumikan dengan kromatografi kolom dan isolat yang diperoleh diuji kemurniannya dengan KCKT. ß-karoten yang diperoleh dikarakterisasi lebih lanjut dengan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer IR, dan spektroskopi RMI. Pemekatan yang dilakukan terhadap ekstrak yang diperoleh dari metode Soxhlet dan maserasi didapatkan bobot ekstrak kental masing-masing sebesar 39,37 g dan 39,54 g. Kadar karotenoid dalam ekstrak kental metode Soxhlet dan maserasi masingmasing sebesar 184,99 bpj dan 160,66 bpj. Masing-masing 4,5 g sampel pekat dari metode Soxhlet dan maserasi dimurnikan dengan kromatografi kolom sehingga diperoleh bobot ßkaroten masing-masing sebesar 17,43 mg dan 16,80 mg. Proses tersebut diulang sampai semua ekstrak pekat dapat dimurnikan dengan kromatografi kolom. Melalui proses tersebut secara keseluruhan diperoleh ß-karoten sebanyak I l 1,11 mg dengan kemurnian sebesar 97, 12% bebas dari asam lemak tak jenuh melalui proses Soxhletasi serta 86,22 mg dengan kemurnian sebesar 98,31% bebas dari asam lemak tak jenuh melalui proses maserasi. Hasil karakterisasi lebih lanjut dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan puncak ß-karoten pada 450 dan 477 nm. Spektrum IR menunjukkan puncak pada daerah gugus fungsi 2923,56 dan 2854, 13 cm-I (regangan C-H alifatik), 1650, 77 cm-1 (regangan C=C alifatik). Spektrum IH RMI menunjukkan adanya multiplisitas duplet pada geseran kimia 6,26 dan 6,63 bpj yang merupakan puncak khas pada struktur ß-karoten dan masih adanya puncak asam lemak jenuh pada geseran kimia 0,8-1 ,52 bpj.