digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar belakang dan tujuan: Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa keamanan pangan masih menjadi permasalahan besar yang ditandai dengan tingginya angka sakit dan kematian yang diakibatkan oleh foodborne disease. Foodborne disease adalah penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak tepat. Salah satu alternatif untuk menjawab masalah pangan tersebut yaitu dengan adanya pengolahan dan pengawetan yang baik pada bahan pangan. Bakteriosin berpotensi digunakan sebagai bahan pengawet pangan alami yang aman untuk dikonsumsi. Salah satu bakteri asam laktat yang dapat menghasilkan bakteriosin adalah Lactobacillus plantarum. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi beberapa metode purifikasi bakteriosin dari Lactobacillus plantarum IBL2 sehingga diperoleh metode yang paling optimum dalam menghasilkan plantarisin. Metode: Penelitian ini melalui beberapa tahap, yang terdiri atas produksi bakteriosin dan purifikasi bakteriosin hingga diperoleh bakteriosin murni. Pada tahapan purifikasi digunakan beberapa metode yang terdiri dari pemurnian dengan amonium sulfat, metode adsorbsi desorbsi, dan metode ekstraksi dengan pelarut organik. Hasil protein dari ketiga metode tersebut selanjutnya dibandingkan secara deskriptif untuk menghasilkan plantarisin paling optimum, dilihat dari jumlah total protein dan aktivitas antimikrobanya terhadap Candida albicans. Hasil: Dari proses pemurnian, total protein akhir yang diperoleh dari masing-masing metode yaitu metode amonium sulfat: 0,043 g/dL, metode adsorbs desorbsi: 0,065 g/dL dan metode pelarut organik: 0,215 g/dL. Simpulan: Purifikasi dengan metode adsorbsi desorbsi menunjukkan aktivitas antimikroba yang paling baik terhadap Candida albicans.