Latar belakang dan tujuan: Akhir-akhir ini dilaporkan bahwa keamanan pangan
masih menjadi permasalahan besar yang ditandai dengan tingginya angka sakit
dan kematian yang diakibatkan oleh foodborne disease. Foodborne disease adalah
penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak tepat. Salah satu
alternatif untuk menjawab masalah pangan tersebut yaitu dengan adanya
pengolahan dan pengawetan yang baik pada bahan pangan. Bakteriosin berpotensi
digunakan sebagai bahan pengawet pangan alami yang aman untuk dikonsumsi.
Salah satu bakteri asam laktat yang dapat menghasilkan bakteriosin adalah
Lactobacillus plantarum. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi beberapa
metode purifikasi bakteriosin dari Lactobacillus plantarum IBL2 sehingga
diperoleh metode yang paling optimum dalam menghasilkan plantarisin. Metode:
Penelitian ini melalui beberapa tahap, yang terdiri atas produksi bakteriosin dan
purifikasi bakteriosin hingga diperoleh bakteriosin murni. Pada tahapan purifikasi
digunakan beberapa metode yang terdiri dari pemurnian dengan amonium sulfat,
metode adsorbsi desorbsi, dan metode ekstraksi dengan pelarut organik. Hasil
protein dari ketiga metode tersebut selanjutnya dibandingkan secara deskriptif
untuk menghasilkan plantarisin paling optimum, dilihat dari jumlah total protein
dan aktivitas antimikrobanya terhadap Candida albicans. Hasil: Dari proses
pemurnian, total protein akhir yang diperoleh dari masing-masing metode yaitu
metode amonium sulfat: 0,043 g/dL, metode adsorbs desorbsi: 0,065 g/dL dan
metode pelarut organik: 0,215 g/dL. Simpulan: Purifikasi dengan metode
adsorbsi desorbsi menunjukkan aktivitas antimikroba yang paling baik terhadap
Candida albicans.