COVER Muhammad Ihsan Harjanto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Muhammad Ihsan Harjanto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Muhammad Ihsan Harjanto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Muhammad Ihsan Harjanto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Muhammad Ihsan Harjanto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Muhammad Ihsan Harjanto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Muhammad Ihsan Harjanto
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Landoltia punctata merupakan tumbuhan yang memiliki kadar protein kasar yang tinggi. Potensi ini dapat dimanfaatkan dalam pembuatan silase yang merupakan alternatif pembuatan pakan ternak ruminansia dengan menggunakan metode fermentasi guna meningkatkan nilai dari tumbuhan L. punctata. Keberhasilan proses fermentasi dipengaruhi oleh kemampuan mikroba dalam memanfaatkan sumber karbon dari tumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan hydrothermal dengan variasi durasi waktu (10, 15 dan 20 menit) terhadap komponen struktur polisakarida didalam tumbuhan L. punctata serta pengaruhnya terhadap proses fermentasi. Fermentasi dilakukan pada sistem semi-solid untuk pembuatan produk silase tinggi probiotik menggunakan Lactobacillus plantarum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mampu menurunkan kadar lignin sebesar 12,5%, selulosa 11,25%, hemiselulosa 13,56% dan pati 56,86 % serta meningkatkan kandungan glukosa sebesar 772,8 ppm. Proses fermentasi dengan perlakuan hydrothermal juga mampu menghasilkan produk asam laktat sebesar 2415,47 ppm, protein sebesar 25,16% dan biomassa bakteri L. plantarum sebesar 1,1×107 CFU/mL. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan proses fermentasi tanpa perlakuan pre-treatment dan menghasilkan produk silase yang memenuhi standar SNI