digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Latar belakang dan tujuan : Pada kondisi hiperglikemia, akan menyebabkan terjadinya glikasi. Glikasi atau disebut juga reaksi Maillard adalah reaksi non enzimatik antara gugus amin NH2 (residu lisin dan arginin) dari protein darah dengan gugus karbonil dari glukosa. Reaksi awal dari glikasi akan membentuk Schiff base dan produk Amadori. Reaksi lanjut dari glikasi akan menghasilkan Advanced Glycated End Products (AGEs). AGEs merupakan senyawa penanda untuk beberapa penyakit, seperti aterosklerosis, gagal ginjal, Alzheimer, atau diabetes. Tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini tumbuhan yang secara tradisional digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah, meliputi kulit kayu manis (Cinnamomum burmanni Ness ex.Bl.), herba sambiloto (Andrographidis paniculata (Burm.f.) Ness), buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Buerl.), daun sirsak (Annona muricata Linn.), buah pare (Momordica charantia Linn.), daun mangga bapang (Mangifera indica Linn. (Bapang)), daun mangga arumanis (Mangifera indica Linn (Arumanis)), buah pala (Myristica fragrans Houtt.), herba bratawali (Tinosporae crispa (Linn.) Miers), daun jambu mete (Annacardium occidentale Linn.), teh hitam (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze), teh hijau (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze), teh putih (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze), herba tapak dara (Vinca rosea Linn.), daun selasih (Ocimum bacillicum Linn.), daun kumis kucing (Orthosipon stamineus Benth.), kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.), daun srikaya (Annona squomosa Linn.), daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), daun jahe (Zingiberis officinale Roscoe), dan daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.). Metode : Penelitian dilakukan dengan metode penghambatan ekstrak dari tumbuhan terhadap reaksi glikasi albumin secara in vitro, yaitu dengan mereaksikan sampel ekstrak tumbuhan dengan albumin dan glukosa, yang akan menghasilkan Hidroksi Metil Furfural (HMF), kemudian diukur absorbannya menggunakan spektroskopi UV-Vis. Hasil : Hasil pengujian menunjukkan ekstrak dengan aktivitas antiglikasi lebih dari 50% yaitu ekstrak Annona squomosa Linn. (65,76 ± 8,59%), ekstrak Psidium guajava Linn. (54,52 ± 6,95%), dan Avverhoa bilimbi Linn. (51,02 ± 9,35%). Ekstrak etanol Psidium guajava Linn difraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair sehingga didapatkan fraksi etil asetat dan fraksi air. Fraksi etil asetat memiliki aktivitas antiglikasi yang lebih tinggi daripada fraksi air yaitu 68,42 ± 5,43% dibandingkan dengan 33,98 ± 9,24%. Hasil pemisahan dan pemurnian dari fraksi etil asetat diperoleh satu isolat yang kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan spektroskopi UV-Vis dan NMR. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa isolat tersebut adalah kuersetin. Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa ekstrak tumbuhan obat memiliki aktivitas sebagai antiglikasi. Salah satu ekstrak yang memiliki aktivitas tersebut adalah ekstrak etanol jambu biji (Psidium guajava Linn.) dengan inhibisi 54,52 ± 6,95%. Fraksi etil asetat daun jambu biji memiliki aktivitas inhibisi paling tinggi dibandingkan fraksi air.