Latar belakang dan tujuan : Pada kondisi hiperglikemia, akan menyebabkan
terjadinya glikasi. Glikasi atau disebut juga reaksi Maillard adalah reaksi non
enzimatik antara gugus amin NH2 (residu lisin dan arginin) dari protein darah
dengan gugus karbonil dari glukosa. Reaksi awal dari glikasi akan membentuk
Schiff base dan produk Amadori. Reaksi lanjut dari glikasi akan menghasilkan
Advanced Glycated End Products (AGEs). AGEs merupakan senyawa penanda
untuk beberapa penyakit, seperti aterosklerosis, gagal ginjal, Alzheimer, atau
diabetes. Tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini tumbuhan yang secara
tradisional digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah, meliputi kulit
kayu manis (Cinnamomum burmanni Ness ex.Bl.), herba sambiloto
(Andrographidis paniculata (Burm.f.) Ness), buah mahkota dewa (Phaleria
macrocarpa (Scheff) Buerl.), daun sirsak (Annona muricata Linn.), buah pare
(Momordica charantia Linn.), daun mangga bapang (Mangifera indica Linn.
(Bapang)), daun mangga arumanis (Mangifera indica Linn (Arumanis)), buah
pala (Myristica fragrans Houtt.), herba bratawali (Tinosporae crispa (Linn.)
Miers), daun jambu mete (Annacardium occidentale Linn.), teh hitam (Camellia
sinensis (L.) O. Kuntze), teh hijau (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze), teh putih
(Camellia sinensis (L.) O. Kuntze), herba tapak dara (Vinca rosea Linn.), daun
selasih (Ocimum bacillicum Linn.), daun kumis kucing (Orthosipon stamineus
Benth.), kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn.), daun srikaya (Annona
squomosa Linn.), daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), daun jahe (Zingiberis
officinale Roscoe), dan daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.). Metode :
Penelitian dilakukan dengan metode penghambatan ekstrak dari tumbuhan
terhadap reaksi glikasi albumin secara in vitro, yaitu dengan mereaksikan sampel
ekstrak tumbuhan dengan albumin dan glukosa, yang akan menghasilkan Hidroksi
Metil Furfural (HMF), kemudian diukur absorbannya menggunakan spektroskopi
UV-Vis. Hasil : Hasil pengujian menunjukkan ekstrak dengan aktivitas
antiglikasi lebih dari 50% yaitu ekstrak Annona squomosa Linn. (65,76 ±
8,59%), ekstrak Psidium guajava Linn. (54,52 ± 6,95%), dan Avverhoa bilimbi
Linn. (51,02 ± 9,35%). Ekstrak etanol Psidium guajava Linn difraksinasi dengan
metode ekstraksi cair-cair sehingga didapatkan fraksi etil asetat dan fraksi air.
Fraksi etil asetat memiliki aktivitas antiglikasi yang lebih tinggi daripada fraksi air
yaitu 68,42 ± 5,43% dibandingkan dengan 33,98 ± 9,24%. Hasil pemisahan dan
pemurnian dari fraksi etil asetat diperoleh satu isolat yang kemudian
dikarakterisasi dengan menggunakan spektroskopi UV-Vis dan NMR. Hasil
karakterisasi menunjukkan bahwa isolat tersebut adalah kuersetin. Kesimpulan :
Penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa ekstrak tumbuhan obat memiliki
aktivitas sebagai antiglikasi. Salah satu ekstrak yang memiliki aktivitas tersebut
adalah ekstrak etanol jambu biji (Psidium guajava Linn.) dengan inhibisi 54,52 ±
6,95%. Fraksi etil asetat daun jambu biji memiliki aktivitas inhibisi paling tinggi
dibandingkan fraksi air.